PALEMBANG - Jerawat menjadi masalah kesehatan kulit yag banyak dikeluhkan orang karena cukup mempengaruhi kualitas hidup. Ada banyak hal negatif dari adanya jerawat, seperti tidak percaya diri, hingga depresi. Menurut Dermato Venereologist dr. Fitria Agustina, SpKK, FINSDV, FAADV, banyak sekali penelitiannya yang sudah terpublikasi, terutama ke arah jerawat pada remaja.
"Yang pertama biasanya mulai dari rasa malu. Kedua, setelah malu, dia mengurung diri tidak mau ketemu sama orang. Ketiga akhirnya mulai dari depresi ringan, depresi sedang, hingga depresi berat, sampai ada yang menyebabkan usaha untuk bunuh diri," kata Fitria dikutuip dari ANTARA, Kamis, 14 Juli.
BACA JUGA:
Penelitian yang dilakukan di Journal of the European Academy Dermatology and Venereology pada 2017 menunjukkan bahwa persen responden yang memiliki permasalahan sehari-hari mengakui hal ini mempengaruhi kualitas hidup-hari.
Selain itu, studi di jurnal Acta Dermato-Venereologica pada 2020 menyebutkan bahwa 53 persen responden pernah mengalami depresi dan 50 persen cenderung mengisolasi diri.
Bahkan berdasarkan pengalaman Fitria, ia pernah menangani pasien yang mengalami rasa panik luar biasa ketika menemukan satu jerawat mulai muncul.
Dampak Psikososial Masalah Kulit Berjerawat
Mengingat dampak psikososial tersebut, Fitria mengatakan saat menangani masalah tersebut akan diajukan pertanyaan atau kuisioner yang sudah menjadi standar bagi dermatolog terkait penanganan masalah jerawat. Hasil akhir kuisioner tersebut akan berupa skor yang dapat ditingkatkan dampak psikososial terhadap pasien.
“Kalau misalnya membaik, oke. Tapi kalau ternyata memburuk, anjuran saya ini kan dikembalikan lagi pada dokter yang menangani, kalau saya biasanya akan bilang ke pasien, ‘Perlu, deh, sepertinya konsultasi ke psikolog, supaya jerawatnya tidak menjadi lebih buruk',” terangnya.
Mengingat jerawat dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, Fitria menegaskan pentingnya untuk melakukan penanganan yang tepat seberapa pun tingkat keparahannya dan jangan menganggap sepele permasalahan jerawat.
“Meskipun terbilang masalah kulit paling umum, seringkali jerawat ditangani dengan kurang tepat padahal dapat mempengaruhi kualitas hidup orang yang mengalaminya,” ujarnya.
Analisa dan Diagnosa Kondisi Kulit Berjerawat
Fitria mengatakan langkah awal yang paling penting yaitu mendapatkan analisa atau diagnosis kondisi kulit berjerawat dengan akurat dan tepat sehingga dapat ditentukan tingkat keparahan dan terapi yang paling sesuai.
“Selain itu, dengan mengobati jerawat sedini mungkin diiringi terapi yang tepat, tentunya dapat menurunkan risiko terjadinya acne scar (jaringan parut bekas jerawat),” katanya.
Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.