Tatapan Mata Robot Memiliki Arti Sosial bagi Manusia, Ini Penjelasannya
Tatapan mata robot sering kali diartikan dengan prasaan oleh manusia. (foto: alex knight/unpslash)

Bagikan:

JAKARTA – Sudah lama diketahui bahwa melakukan kontak mata dengan robot bisa menjadi pengalaman yang meresahkan. Para ilmuwan bahkan memiliki nama untuk perasaan mual: "lembah luar biasa". Sekarang, terima kasih kepada para peneliti di Italia, kini banyak yang juga tahu bahwa itu lebih dari sekadar perasaan.

Sebuah tim di Istituto Italiano Di Tecnologia (IIT) di Genoa telah menunjukkan bagaimana tatapan robot dapat menipu kita untuk berpikir bahwa kita sedang berinteraksi secara sosial dan memperlambat kemampuan kita untuk membuat keputusan.

"Melihat adalah sinyal sosial yang sangat penting yang kita gunakan sehari-hari ketika berinteraksi dengan orang lain," kata Profesor Agnieszka Wykowska, penulis utama penelitian, yang diterbitkan pada hari Rabu di jurnal Science Robots.

"Pertanyaannya adalah apakah tatapan robot akan membangkitkan mekanisme yang sangat mirip di otak manusia seperti tatapan manusia lain," tambahnya.

Tim meminta 40 sukarelawan untuk memainkan video game "ayam",  di mana setiap pemain harus memutuskan apakah akan membiarkan mobil melaju lurus ke arah mobil lain atau menyimpang untuk menghindari tabrakan. Mereka memainkan gim melawan robot humanoid yang duduk di seberang mereka.

Di antara ronde, pemain harus melihat ke robot, yang terkadang melihat ke belakang dan di lain waktu melihat ke arah lain.

Dalam setiap skenario, para ilmuwan mengumpulkan data tentang perilaku dan aktivitas saraf melalui electroencephalography (EEG), yang mendeteksi aktivitas listrik di otak.

"Hasil kami menunjukkan bahwa, sebenarnya, otak manusia memproses tatapan robot sebagai sinyal sosial, dan sinyal itu berdampak pada cara kami membuat keputusan, pada strategi yang kami terapkan dalam permainan, dan juga pada respons kami," kata Wykowska.

"Tatapan timbal balik dari robot memengaruhi keputusan dengan menundanya, jadi manusia jauh lebih lambat dalam membuat keputusan dalam permainan," ujarnya.  Temuan ini memiliki implikasi di mana dan bagaimana robot humanoid dikerahkan di masa depan.

"Begitu kita memahami ketika robot memperoleh penyesuaian sosial, maka kita dapat memutuskan konteks seperti apa yang diinginkan dan bermanfaat bagi manusia dan dalam konteks mana hal ini tidak boleh terjadi," kata Wykowska.

Menurut sebuah laporan oleh Federasi Robotika Internasional, penjualan robot layanan profesional di seluruh dunia telah melonjak 32% menjadi 11,2 miliar dolar AS antara 2018 dan 2019.