Gregoria Mariska Tunjung Tegang Jelang Olimpiade Paris 2024
Gregoria Mariska Tunjung punya kans besar ke Olimpiade Paris 2024 (dok. PBSI).

Bagikan:

JAKARTA – Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska, Tunjung mengaku tegang menjelang Olimpiade Paris 2024 yang berlangsung 26 Juli sampai 11 Agustus 2024.

Gregoria adalah satu-satunya tunggal putri Indonesia yang berpeluang besar mendapat tiket ke multiajang empat tahunan terbesar dunia tersebut. Atlet asal Wonogiri itu tetap tegang meskipun sudah pernah tampil di Olimpiade.

"Rasanya waktu semakin cepat. Saya tegang sehingga perlu meminta bantuan ke orang-orang untuk menceritakan beban saya," kata Gregoria saat ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung.

Gregoria sebelumnya tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Namun, ketika itu perjalanannya berhenti di babak 16 besar setelah kalah melawan wakil Thailand, Ratchanok Intanon.

Juara dunia junior 2017 tersebut mengatakan bahwa ia punya target lebih spesifik di Olimpiade Paris 2024 setelah mendapat hasil tidak memuaskan di Jepang.

"Pada Olimpiade sebelumnya saya tidak berada di posisi seperti sekarang. Dari target pribadi dan orang di luar pasti menginginkan target lebih dibanding empat tahun lalu," kata dia.

"Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk menikmati proses sebelum benar-benar sampai di sana. Ini bukan jalan yang mudah untuk semua atlet, tapi saya mau membuktikan," tuturnya.

Lebih lanjut, Gregoria mengatakan untuk bisa mendapat target itu, ia pun akan berusaha menghindari cedera sehingga bisa tampil maksimal di Olimpiade Paris 2024.

"Menjaga kesehatan. Saya dari tahun kemarin sudah mulai pertandingan beruntun. Lalu, akhir kualifikasi (Olimpiade) pada April 2024 di Badminton Asia Championship (BAC)."

"Namun, setelah itu masih ada laga. Jadi, saya berusaha sebaik mungkin untuk lebih menjaga diri," ujar dia.

Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang menjadi andalan Indonesia di Olimpiade. Cabor ini selalu menjaga tradisi medali emas Indonesia dari edisi ke edisi.

Tunggal putri pernah menyumbang medali emas melalui Susi Susanti. Medali tersebut didapat pada saat Olimpiade berlangsung di Barcelona, Spanyol, pada 1992.