Dinilai Susun Jadwal Turnamen Terlalu Padat, BWF Dikritik Pebulutangkis Dunia
Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mendapat kritik dari sejumlah pebulutangkis dunia yang turut terlibat dalam turnamen yang digelar. Aksi kritik itu terkait jadwal padat yang dibuat BWF yang mau tidak mau berdampak pada kondisi peserta.

Situasi itu juga dikuatkan dengan fakta bertambahnya pebulutangkis yang tumbang atau mengundurkan diri dari tiga turnamen berturut-turut yang digelar di Bali, termasuk World Tour Finals (WTF) 2021.

Protes soal padatnya jadwal turnamen itu salah satunya disampaikan oleh mantan pebulu tangkis Denmark Mathias Boe melalui akun Twitter @mathiasboe.

Dalam ungghahan, 2 Desember lalu Boe bahkan menautkan tangkapan layar babak fase grup tunggal putra BWF World Tour Finals 2021 yang memperlihatkan jadwal pertandingan ketika Kento Momota dan Rasmus Gemke memutuskan mundur pada tengah pertandingan.

“Apa yang seharusnya menjadi pesta bulu tangkis bagi para penggemar malah berakhir seperti lelucon,” cuit Boe.

“BWF, apa yang kalian dapatkan dari menuntut para pemain bertanding dalam turnamen yang digelar selama tiga bulan berturut-turut? Apakah kalian peduli terhadap kondisi para pemain? Tidak.” kata dia dalam unggahan yang sama.

Sebelum digelarnya tiga agenda turnamen beruntun di Bali, sejumlah pebulutangkis elite dunia tercatat sudah lebih dulu menjalani tujuh turnamen sejak Piala Sudirman pada Oktober lalu. Kondisi ini belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang kejuaraan bulu tangkis.

Hingga saat ini, tercatat ada delapan kasus pemain atau pasangan yang mundur serta enam kasus walkover di sepanjang tiga turnamen di Bali. Mereka adalah Lee Zii Jia (Malaysia), Kento Momota (Jepang), Anders Antonsen (Denmark), Shesar Hiren Rhustavito (Indonesia), Rasmus Gemke (Denmark), dan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India).

Sementara itu dikutip dari Antara, Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon juga sempat mengeluhkan kondisi serupa. Mereka mengakui jadwal turnamen superpadat itu memang melelahkan dan menguras tenaga serta pikiran mereka di lapangan.