5 Cara yang Sering Dilakukan untuk Menutupi Kegelisahan, Terkadang Terjadi Secara Tidak Sadar
Ilustrasi mekanisme pertahanan untuk menutupi kegelisahan (Pexels/Burst)

Bagikan:

PALEMBANG- Saat apa yang kita harapkan tidak berjalan dengan semestinya, biasanya rasa cemas akan muncul. Menurut Freud, tokoh Psikologi, kecemasan adalah keadaan batin yang tidak menyenangkan yang berusaha dihindari orang.

Ego seseorang, dilansir Verywellmind, menurut Freud berusaha mengatasi keinginan, kebutuhan, dan impuls. Sedangkan pada sisi yang sama dihadapkan dengan suatu hal ideal dan moral.

Antara ego, keinginan, dan sesuatu yang ideal kerap tak berjalan beriringan. Nah, mekanisme pertahanan diri dilakukan untuk menutupi kegelisahan.

Kemudian putri Sigmund Freud, Anna Freud dan peneliti lain menjelaskan tentang mekanisme pertahanan apa saja yang digunakan ego untuk mencukupkan apa yang diinginkan dan bagaimana yang dianggap ideal, berikut beberapa daftar diantaranya.

1. Displacement

Pemindahan atau displacement dilakukan untuk menghilangkan rasa frustasi dan kecemasan pada orang atau objek yang kurang mengancam. Pernahkan Anda mengalami hari buruk di kantor dan kemudian pulang lalu mencari aktivitas untuk melampiaskan?

Terkadang, seseorang lebih menelan rasa kecewa atau marah tanpa mengekspresikannya karena tidak ingin menanggung konsekuensi negatif. Buruknya, ekspresi marah dan kecewa dilampiaskan pada benda atau pihak yang tidak berhubungan dengan penyebab marah.

2. Penyangkalan

Penyangkalan merupakan salah satu mekanisme pertahanan yang paling sering dilakukan. Dikenal dengan denial, sering diekspresikan untuk menggambarkan situasi kenyataan yang tidak dapat diterima atau diakui kebenarannya dengan jelas.

Misalnya, seorang pecandu alkohol yang sering menyangkal bahwa mereka memiliki masalah. Sementara contoh lain, korban peristiwa traumatis mungkin menyangkal bahwa peristiwa itu pernah terjadi.

Meski penyangkalan dapat menyelamatkan seseorang dari kecemasan dan rasa sakit, penyangkalan menghabiskan banyak energi dan membuat tidak nyaman.

3. Represi dan supresi

Penindasan dan penekanan kepada diri sendiri tentu membikin sesak. Penindasan atau represi bertindak menjaga informasi dengan kesadaran. Infomasi masa lalu, kenangan, tidak hilang tetapi terus mempengaruhi perilaku.

Misalnya, seseorang menekan kenangan pelecehan yang pernah dialami dan mempengaruhi pada relasinya dengan orang lain.

Supresi dilakukan secara sadar untuk menyimpan kenagan yang tidak ingin diungkapkan. Tetapi secara tidak sadar, justru menjadi memicu kecemasan.

4. Sublimasi

Sublimasi dalam psikologi adalah mekanisme pertahanan yang mungkin dilakukan untuk mengeluarkan impuls yang tidak dapat diterima dengan mengubah menjadi bentuk yang lebih dapat diterima. Misalnya, mengungkapkan kemarahan dengan olahraga.

Freud, dalam mekanisme pertahanan sublimasi, mempercayai bahwa ini adalah tanda kedewasaan agar emosinya dapat diterima secara sosial.

5. Proyeksi

Mekanisme pertahanan dengan proyeksi bekerja dengan membuarkan ekspresi keinginan atau impuls, tetapi dengan cara yang tidak dapat dikenali oleh ego sehingga bisa mengurangi kecemasan.

Misalnya, jika Anda membenci seseorang, Anda mungkin percaya bahwa mereka tidak menyukai Anda. Proyeksi melibatkan perasaan kita sendiri yang dimiliki orang lain juga.

Pernahkah Anda mengatasi rasa cemas dengan melakukan salah satu mekanisme pertahanan di atas? Mekanisme pertahanan, di satu sisi bisa baik tetapi bisa juga memperburuk kesehatan mental.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.