Usai Lewati Krisis Paruh Baya, Apa Arti Usia 40 Tahun Bagi Pria?
Ilustrasi pria usia 40 tahun (Pexels/Dziana Hasanbekava)

Bagikan:

JAKARTA – Memasuki usia 40 tahun tentu mengalami sederet pancapaian. Bagi pria yang telah memasuki usia ini mungkin bukan perkara mudah, misalnya dalam aspek karir, asmara, relasi sosial bahkan kehidupan berkeluarga. Segala aspek dalam hidup dilalui sebagai proses.

Tak sedikit kekacauan dialami, tetapi kembali lagi pada pribadi setiap orangnya. Usia ini dikenal dengan usia paruh baya dan banyak melewati krisis yang menerpa. Usai lewati krisis, banyak juga pria menyambut dan menerima usia ke 40 dengan penuh suka cita.

Ketika melihat kembali ke belakang dan merefleksikan tempaan apa saja yang telah dilalui, usia 40 bagi pria dibagikan sebagai refleksi oleh beberapa orang. Dilansir dari Fatherly, Minggu, 28 Maret, berikut perspektif yang dimiliki pria ketika memasuki usia 40 tahun.

Prioritas berubah

Jika mulanya menginjak usia yang dikatakan matang tetapi masih belia, prioritas hidup seputar pada ego personal. Mengejar karir, pendapatan tinggi, dan pengetahuan yang mumpuni. Ketika menginjak usia 40 tahun, prioritas pria akan berubah.

Banyak orang memprioritaskan kehidupan rumah tangga yang bahagia, kesejahteraan keluarga, dan bukan lagi mengejar ketercukupan ego pribadi.

Kepercayaan diri meningkat

Setelah lulus pendidikan tinggi atau menyelesaikan pendidikan formal di usia 20 hingga 30-an, pria diliputi keragu-raguan, tidak percaya diri, dan tidak berani mengambil risiko. Berbeda dengan usia 40 tahun bagi pria merasa lebih percaya diri, lebih selektif, dan jeli dalam mengambil risiko.

Tidak pernah ‘drama’

Sebuah drama menebalkan sebuah persoalan, tetapi tidak dalam peristiwa riil yang dialami pria memasuki usia 40 tahun. Pada usia ini, hidup tidak lagi penuh ‘drama’ tetapi berpijak pada pertimbangan-pertimbangan kalkulatif dan jauh dari sembarangan untuk memutuskan pilihan.

Apa adanya

Robert berusia 39 tahun, ketika memasuki angka 40 tahun ia merasa tak lagi ragu mengutarakan pendapatnya. Ini berbeda dengan sikapnya sembilan tahun yang lalu, ungkap Robert.

Ketika berada sekelas dengan mahasiswa muda, menurutnya mereka lebih memilih menahan diri untuk mengutarakan pendapatnya di depan kelas. Robert cukup paham apa yang ingin diungkapkan, tempat mana yang akan dikunjungi, dan siapa yang menjadi teman dekatnya.

Lebih mudah mengatakan ‘tidak’

Kata ‘tidak’, menurut Jerry (40 tahun), adalah kalimat lengkap yang tidak memerlukan alasan atau penjelasan lengkap. Saat ini tepatnya ketika usia lewati krisis, ia berani mengatakan ‘tidak’ tanpa berbelit-belit dan mencari penjelasan untuk meyakinkan lawan bicaranya.

usia 40 tahun bagi pria
Ilustrasi pria merefleksikan usia (Pexels/Dziana Hasanbekava)

Tidak lagi menyalahkan diri sendiri

Berdasarkan pengakuan seorang pria yang telah mencapai usia 40-nya, ia merasa tidak lagi menyalahkan diri sendiri tentang pilihan di masa lalu. Tim (39 tahun) memiliki seorang istri dan putri, ia lebih yakin dengan segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya.

Tidak suka membuang waktu

Rencana dan keputusan tidak diambil dengan sembrono. Pun usia 40 tahun bagi pria berarti memanfaatkan waktu secara efektif dan waktu yang terbuang jauh berkurang. Terutama menghindari menghabiskan waktu untuk mencemaskan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan.

Apa arti usia 40 tahun bagi Anda? Kenangan, pengalaman, cara pandang terhadap dunia, dan pencapaian tentu tersimpan dalam setiap tangga usia. Sesekali, menengok ke belakang atau melihat ke depan akan diperlukan sebagai pembelajaran dan menyusun rencana terbaik.