Hipervitaminosis atau Keracunan Vitamin A, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Ilustrasi gejala dan cara pencegahan hipervitaminosis atau keracunan vitamin A (Freepik/stockking)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Hipervitaminosis atau keracunan vitamin A terjadi ketika terlalu banyak vitamin tersebut dalam tubuh. Toksisitas atau keracunan vitamin akut terjadi setelah mengonsumsi vitamin A dalam jumlah besar dan waktu singkat. Kalau yang mengalami, biasanya dalam beberapa jam atau sehari mengonsumsi vitamin jenis ini terlalu banyak. Kalau keracunan kronis, terjadi ketika sejumlah besar vitamin A menumpuk di tubuh Anda dalam jangka waktu yang lama.

Gejala keracunan vitamin A, meliputi perubahan pada penglihatan, nyeri tulang, dan perubahan kulit. Toksisitas kronis, dapat menyebabkan kerusakan hati dan peningkatan tekanan pada otak Anda. Kebanyakan orang yang mengalami, akan membaik hanya dengan mengurangi asupan vitamin A.

Penyebab hipervitaminosis A, melansir Healthline, Minggu, 3 Desember, karena jumlah kelebihan vitamin A yang disimpan di hati terakumulasi seiring waktu. Kebanyakan orang yang mengalami keracunan vitamin A, karena mengonsumsi suplemen makanan dosis tinggi. Umumnya karena terapi megavitamin dengan tujuan mencegah atau mengobati penyakit. Selain itu, hipervitaminosis A juga bisa karena penggunaan pengobatan jerawat tertentu jangka panjang yang mengandung vitamin A dosis tinggi.

gejala dan cara pencegahan hipervitaminosis atau keracunan vitamin A
Ilustrasi gejala dan cara pencegahan hipervitaminosis atau keracunan vitamin A (Freepik)

Jika hipervitaminosis A terjadi pada anak-anak, biasanya disebabkan konsumsi yang tidak disengaja. Meskipun vitamin A penting untuk perkembangan jantung, telinga, mata, dan anggota tubuh pada janin, tetapi perlu diperhatikan dosis aman konsumsi hariannya. Anda bisa mendapatkan sumber vitamin A dari hati, ikan dan minyak ikan, susu, telur, buah-buahan warna gelap, sayuran berdaun hijau, sayuran oranye dan kuning seperti ubi jalar serta wortel, tomat, dan beberapa minyak nabati. Menurut National Institutes of Health (NIH), vitamin A perlu tercukupi setiap hari dengan dosis aman berikut ini:

  1. Usia 0 hingga 6 bulan: 400 mikrogram (mcg)
  2. Usia 7 – 12 bulan : 500 mcg
  3. Usia 1-3 tahun : 300 mcg
  4. Usia 4 hingga 8 tahun : 400 mcg
  5. Usia 9-13 tahun : 600 mcg
  6. Usia 14 hingga 18 tahun : 900 mcg untuk pria dan 700 mcg untuk wanita (untuk wanita hamil 750 mcg dan wanita menyusui 1.200 mcg)
  7. Usia di atas 19 tahun, pria membutuhkan 900 mcg dan wanita 700 mcg. Wanita hamil 770 mcg sedangkan wanita menyusui 1.300 mcg.

Mengonsumsi lebih dari jumlah harian yang direkomendasikan selama beberapa bulan, dapat menyebabkan keracunan vitamin A. Kondisi ini bisa terjadi lebih cepat pada bayi dan anak-anak karena tubuhnya lebih kecil.

gejala dan cara pencegahan hipervitaminosis atau keracunan vitamin A
Ilustrasi gejala dan cara pencegahan hipervitaminosis atau keracunan vitamin A (Freepik/atlascompany)

Gejala hipervitaminosis A, bisa bervariasi berdasarkan tingkat toksisitasnya, yaitu dikenal tingkat akut atau kronis. Gejala keracunan vitamin A akut, diantaranya merasakan kantuk, mudah marah, sakit perut, mual, muntah, dan peningkatan tekanan pada otak. Untuk gejala kronis keracunan vitamin A, meliputi penglihatan kabur atau perubahan pada penglihatan, pembengkakan tulang, sakit tulang, nafsu makan buruk, pusing, mual dan muntah, kepekaan terhadap sinar matahari, kulit kering dan kasar, kulit gatal atau mengelupas, kuku retak, retakan kulit di sudut mulut, sariawan, kulit menguning, rambut rontok, infeksi pernapasan, dan kebingungan.

Kalau hipervitaminosis A dialami anak-anak, gejalanya termasuk bola mata menonjol, ketidakmampuan menambah berat badan, koma, penglihatan ganda, menonjolnya titik lunak di bagian atas tengkorak bayi, dan pelunakan tulang tengkorak. Kelebihan vitamin A juga berpotensi komplikasi, termasuk menyebabkan kerusakan hati, osteoporosis, penumpukan kalsium yang berlebihan, dan kerusakan ginjal.

Untuk mendiagnosis hipervitaminosis A, bisa dikenali gejala dan riwayat. Ini dilakukan oleh dokter yang mungkin membutuhkan tes darah untuk memeriksa kadar vitamin A dalam darah. Cara paling efektif untuk mengatasi kondisi ini, dengan berhenti mengonsumsi suplemen vitamin A berdosis tinggi. Dalam beberapa minggu, akan sembuh secara alami. Namun penting sekali mengenali gejala awalnya sehingga segera cepat diobati dan tidak memicu komplikasi.