Berbeda Argumen dengan Kekasih, Hindari Ucapkan 9 Kalimat Ini
Ilustrasi kalimat yang harus dihindari saat berbeda argumen dengan kekasih (Freepik/wayhomestudio)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Wajar apabila sepasang kekasih berbeda argumen. Namun, perbedaan argumen bisa jadi pertengkaran sengit dan menyakitkan kalau tidak mengontrol diri. Mengontrol diri, termasuk mengontrol ucapan, dilakukan untuk menghindari efek buruk dari perbedaan argumen. Kalimat berikut di bawah ini, perlu dihindari diucapkan supaya tidak memperburuk situasi hubungan kekasih.

1. “Ini sudah berakhir”

Kalimat yang paling ambigu dan banyak makna. Tetapi saat mengucapkan “Ini sudah berakhir” bisa menandai Anda tidak ingin berbeda argumen, mengubur dalam-dalam perasaan, atau mengakhiri komunikasi. Kalimat ini, jangan sampai diucapkan kecuali hubungan benar-benar di ujung tanduk.

2. “Saya baik-baik saja”

Dalam perbedaan argumen, pasangan perlu betul-betul mengetahui adakah yang salah dan bagaimana memperbaikinya bersama-sama tanpa saling menyalahkan. Kalau salah satu dari pasangan kekasih mengatakan “Saya baik-baik saja” di tengah perbedaan pendapat, mungkin ia berbohong. Melansir All Women’s Talk, Rabu, 1 November, saat bertengkar, lebih mudah untuk tidak mengatakan apapun atau jujur. Karena dengan mengatakan kalimat ini, tidak akan menyelesaikan masalah.

berbeda argumen dengan kekasih
Ilustrasi kalimat yang harus dihindari saat berbeda argumen dengan kekasih (Freepik/shurkin_son)

3. “Kamu benar-benar…”

Mungkin kalimat tersebut memiliki asosiasi positif, tetapi saat emosi memuncak, kata “brengsek” atau “menyebalkan” mungkin tercekat di kerongkongan. Tetapi jangan pernah mengeluarkan kata tersebut. Sebab berdepat dan melabeli pasangan Anda dengan sumpah-serapah tidak akan membuat masalah selesai. Ambillah napas dan jeda waktu untuk menenangkan diri terlebih dahulu alih-alih mengeluarkan kalimat berisi makian dan kritik yang menyakitkan.

4. “Kamu sama seperti ibumu”

Membandingkan dan menghina orang terkasih, bukan ide yang bagus. Jadi meskipun Anda sedang mengomel ataupun bercanda sekalipun, jangan sampai memakai kalimat yang mengandung penghinaan secara personal.

5. “Kamu selalu terlambat”

Kalimat ini menyiratkan seseorang tidak bisa berubah. Kalau orang terkasih Anda sering terlambat atau lambat merespons, katakanlah padanya bahwa waktu penting bagi Anda. Lain kali, Anda mungkin bisa mengingatkan jauh-jauh hari atau mengingatkan spare waktu sebelum waktu yang ditentukan.

berbeda argumen dengan kekasih
Ilustrasi kalimat yang harus dihindari saat berbeda argumen dengan kekasih (Freepik/stockking)

6. “Ini semua salahmu”

Setiap orang melakukan kesalahan, bukan? Oleh karena itu, menumpahkan kesalahan pada satu orang atas kegagalan atau kekecewaan Anda bukanlah hal bijak. Jika Anda ingin melampiaskan kekecewaan, lebih baik mencari pengalihan yang positif dan bukan pada pasangan Anda meskipun ia tidak sepenuhnya melunaskan tugasnya.

7. “Kelamaan”

Mungkin Anda telah menunggu terlalu lama tetapi tidak mengkomunikasikannya kepada orang terkasih Anda. Maka saat Anda kecewa, kalimat kasar “Kamu kemana saja, kelamaan” bisa membuat pasangan Anda tersinggung. Mengucapkan kalimat ini juga tidak menyelesaikan persoalan, bahkan membuat hubungan Anda dan pasangan jadi tak nyaman.

8. “Aku muak padamu”

Kalimat yang sudah keluar dari mulut, sulit untuk ditarik kembali. Kalau kalimat tajam “Aku muak padamu” dilontarkan tanpa dipikir panjang, akan membuat kekasih Anda tidak suka mendengarnya. Kalau memang Anda merasakannya, cobalah membuka pembicaraan empat mata. Pilihlah kalimat yang bijak dan momen yang tepat untuk sama-sama jujur tentang perasaan masing-masing. Dengan cara ini, membuka kesempatan Anda dan pasangan memperbaiki situasi.

9. “Aku benci kamu”

Meskipun perasaan Anda menumpuk dan betul-betul benci pada situasi yang runyam tak terselesaikan, sulit bagi pasangan Anda menerima kalimat “Aku benci kamu”. Mungkin pasangan Anda perlu diberi kesempatan, atau memiliki persoalan yang Anda harus gali lebih dalam.

Perbedaan argumen dengan kekasih mungkin biasa terjadi, tetapi bagi pasangan yang berkomitmen berdua, perlu diselesaikan dengan penuh hormat dan pengertian. Seberapapun rasa kecewa, marah, dan benci, lebih bijak jika menahan kalimat-kalimat yang menyakitkan keluar dari mulut.