Dari Psikis hingga Fisik, Ini 4 Tahap dan Ciri Pubertas Anak Perempuan
Ilustrasi (This Is Zun/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Menjalani masa pubertas bisa sangat membingungkan baik bagi anak remaja yang menjalaninya, pun orang tua sebagai pendamping. Banyaknya perubahan yang terjadi menyebabkan banyak remaja sulit menyesuaikan diri. 

Sebagai orang tua, memahami tahapan pubertas pada anak perempuan merupakan kunci dalam mendukungnya. Untuk itu, mari pelajari tahapan pubertas serta cara mengatasi masalah yang ikut timbul seperti menstruasi pertama, jerawat, dan citra tubuh.

Tanda-tanda Pubertas

Anak perempuan mengalami masa pubertas pada usia lebih muda dibandingkan anak laki-laki. Dan setiap anak perempuan memiliki waktu pubertas yang berbeda. Dilansir dari Very Well Family, Selasa, 18 Juli, biasanya dimulai sejak usia 8 tahun, tapi ada juga yang puber lebih awal dan lebih lambat.

Perubahan fisik yang dialami mulai dari perkembangan payudara, pertumbuhan rambut kemaluan, dan menstruasi. Selain itu, diikuti juga dengan pertambahan tinggi badan, bagian pinggul yang makin berisi, dan pinggang semakin mengecil. 

Perubahan tinggi badan terbesar yang akan dialami biasanya terjadi antara saat puting payudara mulai muncul dan sekitar 6 bulan sebelum menstruasi pertama. Setelahnya, pertumbuhan mulai melambat. Kebanyakan perempuan hanya tumbuh sekitar 1 hingga 2 inci setelah menstruasi pertama.

Tahapan Pubertas

Setidaknya, ada lima tahapan pubertas yang biasanya dialami anak perempuan. Tahapan tersebut berupa;

perkembangan payudara

Biasanya, perkembangan payudara dimulai antara usia 8 dan 13 tahun. Pada saat anak mencapai usia 17 atau 18 tahun, payudara biasanya sudah berkembang sempurna. Namun, dalam beberapa kasus, payudara dapat terus tumbuh hingga awal usia 20-an.

Tanda pertama perkembangan payudara yaitu pembengkakan di area puting. Benjolan seukuran nikel ini sering disebut kuncup payudara. Teksturnya lembut dan tumbuh tidak merata, dengan satu sisi tumbuh lebih cepat dari yang lain.

Seiring waktu, perbedaan pertumbuhan ini akan merata. Tetapi banyak orang dewasa menemukan bahwa ukuran payudara mereka berbeda dan ini normal. Saat payudara tumbuh, rasa gatal dan sakit bisa dialami sebab kulit mulai meregang. Selama masa pubertas, payudara akan terbentuk jadi lebih bulat dan penuh. Area di sekitar puting jadi lebih gelap dan besar. Puting juga mungkin mulai lebih menonjol.

perkembangan rambut kemaluan

Selama masa pubertas, rambut yang lebih kasar akan mulai tumbuh di area genital serta di bawah lengan dan di kaki. Sekitar 15 persen anak perempuan mengalami tanda pubertas berupa munculnya rambut kemaluan sedangkan sisanya ditandai dengan pertumbuhan payudara.

Beberapa wanita juga akan mengalami keputihan bening atau putih dalam jumlah sedikit hingga sedang sekitar 6 sampai 12 bulan sebelum menstruasi pertama. Keputihan ini normal dan merupakan respons terhadap peningkatan jumlah estrogen dalam tubuh.

siklus menstruasi

Usia rata-rata siklus menstruasi pertama adalah 12 tahun dan bisa terjadi lebih cepat atau lambat. Pada saat kuncup payudara mulai berkembang, penting untuk orang tua, khususnya Ibu membantu anak remaja mempersiapkan menstruasi.

Menstruasi pertama mungkin tidak dapat diprediksi dan berpotensi tidak teratur selama beberapa tahun pertama sebab perubahan fisiologis masih berlanjut. Siklus menstruasi bisa terjadi tiap 21 atau 35 hari.

perubahan tubuh

Selama pubertas, hormon juga berubah. Fluktuasi ini dapat menyebabkan perubahan emosi serta perkembangan jerawat. Jika jerawat tidak dapat dikontrol dengan pembersih dan obat-obatan yang dijual bebas, buatlah janji dengan dokter kulit.

Selain itu, anak juga mengalami keringat di bawah ketiak dan peningkatan bau badan. Untuk alasan ini, sebagian besar anak perempuan mulai menggunakan deodoran selama masa pubertas. Karena tubuh menghasilkan lebih banyak minyak dan keringat, anak juga perlu lebih sering membersihkan diri.

Penting bagi remaja merawat tubuhnya sendiri. Untuk itu, orang tua perlu mengajari anak membersihkan tubuhnya. Hindari mempermalukan atau berkomentar negatif tentang kebiasaan kebersihan anak. Alih-alih, dorong untuk proaktif dalam hal perawatan diri.