Tak Cuma untuk Orang Lain, <i>Love Language</i> Juga Diperlukan untuk Diri Sendiri
Ilustrasi tanda cinta (Foto: pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Banyak orang menganggap love language adalah cara seseorang mengekspresikan cinta dan kasih sayangnya kepada orang lain. Sebenarnya tidak ada yang salah dari pengertian itu, namun bahasa cinta untuk diri sendiri juga perlu diperhatikan.

Menurut Psikolog Klinis Irma Gustianamitra dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, banyak orang yang terkadang lupa untuk mencintai dirinya sendiri sebelum memberi cinta kepada orang lain.

Setidaknya ada lima jenis love language yang dimiliki tiap orang, di antaranya physical touch (sentuhan fisik), words of affirmation (kata-kata penegasan), quality time (waktu berkualitas), receiving/giving gift (menerima/memberi hadiah), serta act of service (pelayanan).

Irma mencontohkan, dirinya dengan bahasa cinta physical touch kerap kali mempraktekkan butterfly hug, atau pelukan gaya kupu-kupu di mana seseorang menyilangkan kedua tangan di dada atau pundak untuk memeluk diri sendiri.

Butterfly hug ini biasa disebut dalam istilah psikologi dan terbukti memiliki dampak positif pada kesehatan mental seseorang.

“Selain itu sekedar memakai body lotion atau pergi ke spa juga bisa menjadi bentuk love language pada diri sendiri bagi yang memiliki bahasa cinta physical touch,” ujarnya dikutip dari ANTARA, Selasa, 14 Februari.

Bagi seseorang dengan love language words of affirmation, validasi diri setiap hari perlu dilakukan untuk penguatan diri. Dimana selama ini kerap kali kita mencarinya dari orang lain.

“Bagi yang bahasa cintanya receive/give gift sangat boleh kita self reward dengan membeli suatu barang kecil yang kita suka, sebagai ucapan selamat atas pencapaian diri sekecil apapun itu,” ucap Irma.

Sementara seseorang yang berbahasa cinta act of service, dapat mentraktir diri sendiri dengan mengkonsumsi “comfort food” atau kesukaan.

“Untuk quality time, beri waktu berkualitas kepada diri sendiri tanpa gangguan selama 15-30 menit, dalam psikologi itu sudah bisa menjadi terapi mandiri kalau kita dalam keadaan stres,” imbuhnya menambahkan.