5 Mitos Bercinta yang Tidak Banyak Diketahui Pasangan Muda
Ilustrasi pasangan mesra (Allef Vinicius/Unsplash)

Bagikan:

PALEMBANG- Setiap orang pasti punya imajinasi dan harapan sendiri dalam hal berhubungan seksual. Referensi mengenai seks tersebut bisa datang dari obrolan bersama teman, film, dan pengalaman yang Anda alami dalam hubungan masa lalu.

Apa pun alasan yang membangun persepsi Anda tentang “sesi bercinta yang sempurna”, mungkin tidak semuanya benar. Berikut ini adalah lima mitos bercinta yang paling sering didengar.

Seks yang seru harus spontan

Ini mungkin terjadi saat Anda dan pasangan baru-baru menikah. Namun seiring bertambahnya usia pernikahan, kemungkinan Anda dan pasangan sulit menemukan waktu untuk bersantai, apalagi untuk memikirkan tentang seks.

Aktivitas harian mulai mengganggu momen seks, seperti pekerjaan dan anak, membuat Anda sulit melakukan seks spontan layaknya di film.

Seks merupakan suatu hal yang seru dan menyenangkan, bahkan saat Anda merencanakannya. Banyak pasangan yang merasa terbantu berkat perencanaan seks setidaknya satu kali seminggu. Untuk itu, tak ada salahnya Anda untuk menjadi.

Seks yang hebat harus berlangsung hingga berjam-jam

Ini mungkin pendapat yang benar jika dilakukan oleh mereka yang berada di industri film dewasa. Namun seks pada kenyataannya hanya bertahan selama 2 – 7 menit.

Tak salah jika Anda menginginkan sesi seks lebih lama, namun akhirnya, durasi ini tergolong masih sangat normal.

Mungkin, jika menggabungkan sesi foreplay dan outercourse, seks bisa dihitung lebih lama. Namun, sebagian besar wanita membutuhkan 20 menit untuk mencapai orgasme, sehingga lebih baik jika Anda dan pasangan fokus pada sesi foreplay.

Ciuman selalu pada seks

Hal ini memberikan tekanan yang sangat berat bagi semua orang. tekanan pada pikiran negatif yang akan merugikan kedua pihak.

Hanya karena Anda berciuman, bukan berarti saat itu Anda harus segera berhubungan dengan pasangan . Tak ada salahnya untuk memulai semuanya secara perlahan, bukan?

Dalam buku Enduring Desire karya Metz dan McCarthy, ada penelitian yang menunjukkan bahwa seks yang paling memuaskan justru fleksibel dan santai.

Jika orgasme tidak terjadi, seks itu pasti buruk

Tak ada orang yang selalu sukses orgasme setiap kali mereka berhubungan seks. Ekspektasi untuk orgasme setiap saat hanya akan menuntun Anda pada mengecewakan dan tekanan tidak penting.

Seks tak melulu soal orgasme, melainkan kedekatan dan koneksi. Hanya karena Anda tidak berhasil orgasme, bukan berarti seks tersebut pasti buruk.

Banyak pasangan yang tetap menikmati sesi seks yang memuaskan tanpa harus orgasme, melainkan momen afeksi dan intimasi-lah yang membuat mereka puas. Coba nikmati tentang kenikmatan yang didapat.

Harusnya pasangan tahu cara memuaskan di ranjang

Ini merupakan salah satu mitos paling umum yang ada. Semua orang merasa sudah berhasil memuaskan pasangannya sehingga secara otomatis percaya bahwa pasangannya harus memahami cara memuaskan dirinya.

Pasangan Anda tidak bisa membaca pikiran. Ingat bahwa Anda bertanggung jawab atas kepuasan diri sendiri. Pasangan yang hebat tidak dilahirkan, melainkan diajarkan.

Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.