Alat Musik NTB yang Merupakan Khas Gugusan Sunda Kecil
Ilustrasi Alat Musik Genggong (Visitbali.id)

Bagikan:

JAKARTA - Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang letaknya ada di bagian Barat Kepulauan Sunda Kecil atau yang lebih dikenal dengan Kepulauan Nusa Tenggara.

Provinsi ini sangat kaya dengan ragam jenis kesenian, baik tarian, rumah adat, pakaian adat, hingga alat musik tradisionalnya. Menyadur berbagai sumber, berikut lima alat musik khas dari NTB.

Genggong

Wikipedia

Genggong merupakan alat musik khas NTB yang terbuat dari bilah bambu yang dimainkan dengan cara ditempelkan di bibir, tapi tidak ditiup.​​ Mengutip Bobo Grid, Jumat, 4 Maret, mulut hanya sebagai penyangga saja. Ujung genggong yang satunya lagi terdapat tali. Tali itu ditarik dan diulur ke arah kanan depan dengan kuat sehingga tali bergetar. Getaran dari tali itulah yang menghasilkan bunyi.

Genggong terdiri dari bagian utama dengan ukuran 20 x 2 sentimeter yang terbuat dari pelepah daun enau tua yang sudah kering. Bagian selanjutnya adalah pelepah kayu yang lebih kecil dan diikat dengan benang pada bagian utamanya.

Gendang Belek

Sama seperti gendang pada umumnya, Gendang Belek khas NTB juga dimainkan dengan cara ditabuh. Gendang Belek dibuat dari kayu tap dan dibuat seperti selongsong dengan diameter 30cm dan 35cm. Lubangnya ditutupi dengan kulit sapi. 

Gendang Belek awalnya ditabuh untuk menyemangati para prajurit yang akan pergi berperang dalam membela kerajaan. Seiring berjalannya waktu, Gendang Gelek digunakan untuk mengiringi berbagai macam kesenian NTB.

Gambo

Gambo merupakan alat musik petik tradisional dari suku Mbojo di Bima. Bentuknya sekilas memang mirip dengan gitar, tapi perberbedaan bisa dilihat dari bahan pembuatan gambo. Gambo dibuat menggunakan kulit kambung, kayu, serta penambahan senar plastik.

Palompong

Wikiveria

Palompong adalah alat musik khas NTB yang berasal dari masyarakat Sumbawa. Alat musik ini dibuat menggunakan kayu dan logam. Palompong masuk dalam jenis xilofon dan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan. Pemain Palompong harus dalam posisi duduk dengan kaki lurus ke depan. Sementara alat musiknya diletakkan di atas paha para pemain. 

Dulu, Palompong biasa dimainkan oleh kaum laki-laki saat beristirahat di sawah atau ladang. Kini, Palompong jadi bagian orkestra tradisional gong genang dan berfungsi sebagai alat musik ritmik untuk mengiringi tarian berirama cepat.

Serunai

Serunai punya bentuk yang hampir menyerupai terompet. Bagian unik dari Serunai ada pada bagian ujung bawah yang mengembang dan digunakan sebagai pembesar volume suara. Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Serunai terbuat dari bulu dan daun lontar, silu terbuat dari kayu sawo dan perak, sedangkan pereret terbuat dari kayu ipil dan kayu kunyit.

Dulu, Seruani dimainkan sambil membakar kemenyan. Tujuannya untuk menorah bala dan memikat gadis. Sekarang, lebih banyak dimainkan di upacara perkawinan, upacara adat, hingga pengiring acara pencak silat.