9 Gaya Hidup yang Menyebabkan Konstipasi
Ilustrasi penyebab konstipasi (iStock)

Bagikan:

JAKARTA – Gaya hidup berpengaruh pada yang dialami tubuh, khususnya berkaitan dengan kesehatan. Pencernaan enggak bekerja dengan baik dan menyebabkan konstipasi merupakan salah satu masalah yang kerap dialami.

Konstipasi atau buang air besar yang keras dan kering paling umum disebabkan perubahan rutinitas, kurang asupan serat dalam menu harian, dan kurang olahraga. Pada prosesnya, air membentuk sekitar tiga perempat kandungan feses. Sisanya terdiri dari padatan termasuk serat yang tidak tercerna, bakteri usus, dan lemak makanan.

Makanan yang dimakan setiap hari, nutrisinya diserap di usus kecil. Gerakan peristaltik mengarahkan limbah makanan yang telah terserap nutrisinya menuju usus besar. Kelebihan air dihilangkan, sementara limbah disimpan di rektum hingga dikeluarkan melalui anus. Apabila mengalami konstipasi, cobalah untuk mengevaluasi aktivitas yang menyebabkannya seperti berikut di bawah ini.

1. Perubahan rutinitas

Gerakan usus yang normal bergantung pada kontraksi usus yang teratur dan berirama. Dilansir Better Health, Senin, 6 Desember, keteraturan dan irama kontraksi merupakan bagian dari jam internal tubuh dan tak jarang terganggu dengan perubahan rutinitas. Oleh sebab itu, orang yang suka bepergian ataupun pekerja shift sering mengalami sembelit.

2. Diet rendah serat

Terdapat 2 jenis serat dalam makanan yang acap dikonsumsi, yaitu serat larut dan tak larut. Keduanya membantu pencernaan untuk mendorong dan melunakkan kotoran. Serat larut membantu melunakkan feses yang terkandung dalam kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran. Sedangkan serat tak larut membantu feses bergerak lebih cepat dan terkandung dalam dedak, gandum, sereal.

Diet rendah serat, baik larut maupun tak larut secara langsung mengakibatkan susah buang air besar. Maka, pastikan cukup serat dalam menu harian Anda supaya proses pencernaan sekaligus berhajat jadi lebih lancar.

3. Kurang minum

Konsumsi cukup makanan berserat mesti diimbangi dengan minum air mineral cukup. Sebab air yang tidak mencukupi dan diet tinggi serat bisa memicu konstipasi.

4. Kurang gerak

Dengan olahraga proses pencernaan makanan bisa lebih lancar. Kurangnya olahraga jadi penyebab paling umum sembelit. Maka, usahakan isi waktu istirahat dengan banyak jalan jika harus bekerja seharian.

5. Cenderung ‘menunda’ pergi ke toilet

Kecenderungan mengabaikan dorongan buang air besar, berarti lebih banyak air yang akan dikeluarkan dari feses. Ini membuat feses jadi kering dan keras hingga sulit dikeluarkan. Artinya hindari mengabaikan dorongan supaya tubuh tetap sensitif terhadap sinyal normal untuk buang air besar.

6. Konsumsi beberapa jenis obat

Beberapa jenis obat seperti antidepresan, suplemen zat besi, antihipertensi, dan antasida non-magnesium diketahui dapat memperlambat pergerakan usus. Efeknya, mulai dari penyerapan nutrisi di usus kecil, gerakan peristaltik, proses di usus besar, hingga menuju rektum akan bekerja lebih lambat dan mengakibatkan konstipasi.

7. Dalam masa kehamilan

Pada masa kehamilan, ibu mengalami perubahan hormon. Perubahan hormon, aktivitas berkurang, dan tekanan rahim yang tumbuh terhadap usus bisa menyebabkan sembelit. Efek ini bisa diatasi dengan cara sederhana, seperti cukup konsumsi makanan berserat serta minum air mineral.

8. Usia lanjut

Kebiasaan baik terkait dengan gaya hidup perlu dilakukan seiring bertambahnya usia. Seperti olahraga cukup, diet seimbang dan mengandung serat, serta minum cukup air mineral. Meski penyebab sembelit yang satu ini tak dapat dihindari, tetapi dapat diminimalisir dengan rutinitas sederhana untuk menyokong seluruh aspek kesehatan.

9. Faktor penyakit

Periode sakit, tubuh mengalami banyak perubahan terutama penyakit yang mengharuskan rawat inap dan istirahat harus berbaring. Biasanya hal tersebut menyebabkan konstipasi.

Apakah faktor di atas termasuk yang Anda alami sehingga menjadi penyebab konstipasi? Apabila sudah melakukan antisipasi seperti konsumsi cukup serat dan minum cukup air mineral tetapi masih mengalami konstipasi, disarankan untuk periksa ke dokter ya.