PALEMBANG- Waktu tidur yang baik atau berkualitas adalah antara 6-7 jam. Faktanya banyak orang yang tidak menyesuaikan atau menerapkan jam tidur ideal tersebut. Ada sejumlah orang yang merasa cukup tidur selama 5 atau 4 jam saja. Namun ternyata, ada pula yang merasa bahwa tidur cukup pun tidak mengurangi lelah. Itu artinya, perlu mencoba melakukan tipe istirahat selain tidur.
Secara medis, tidur dibutuhkan setiap orang untuk mengistirahatkan fisik. Dalam sehari, tubuh memerlukan proses restoratif yang didapat ketika tidur. Nah, kalau tidur tidak cukup meredakan lelah, istirahat macam apa yang bisa dilakukan? Berikut, rekomendasi atau tips Sandra Dalton-Smith, MD., dilansir laman TED, Rabu, 1 Desember.
BACA JUGA:
1. Istirahat fisik
Menurut Dalton-Smith, istirahat fisik bisa dengan tidur atau menghabiskan waktu santai dengan posisi tubuh rileks, misalnya berguling-guling di sofa di beranda rumah. Pakar tidur di Sleep Cycle, Frida Rangtell, Ph.D., mengatakan, jika tidur malam hari kurang atau tidak nyenyak, tidur pada siang hari memiliki efek restoratif.
Olahraga seperti yoga, terapi pijat, atau peregangan juga tergolong sebagai istirahat fisik. Jadi, yang biasanya duduk bekerja, maka sempatkan waktu untuk istirahat fisik dengan olahraga.
2. Istirahat mental
Istirahat mental perlu dilakukan untuk mengatasi ‘kabut otak’. Di tengah-tengah bekerja, tiba-tiba otak enggak bisa diajak berpikir, maka saatnya istirahat selama 10 menit dengan jalan-jalan sebentar, ambil camilan, ambil napas dalam-dalam, atau gunakan untuk mengambil jeda istirahat.
Saran Dalton-Smith, jika Anda mengalami hari yang sangat menegangkan, mungkin saat yang tepat untuk mengistirahatkan pikiran dengan tidak membuka gawai maupun komputer.
3. Istirahat sensorik
Disadari atau tidak, indra Anda diliputi oleh banyak sekali rangsangan sepanjang hari. Mulai dari cahaya komputer, kebisingan notifikasi dari gawai, percakapan orang yang duduk di belakang Anda, dan kebisingan lain yang membuat indra kewalahan.
Jika dibiarkan, menurut Dalton-Smith, bisa menyebabkan sindrom kelebihan sensorik. Maka cobalah untuk matikan lampu, tutup mata selama beberapa menit untuk mengisi ulang energi.
4. Istirahat kreatif
Apabila Anda bekerja di bidang kreatif, sangat penting menjadwalkan waktu istirahat kreatif. Istirahat kreatif dibutuhkan ketika merasa terkuras secara kreatif. Saran Dalton-Smith, cobalah berjalan-jalan tanpa tujuan. Tinggalkan ponsel Anda dan nyalakan musik atau berjalan sambil bernyanyi dan menari. Rangtel juga menyarankan, duduk membaca buku atau menonton film bisa sangat menginspirasi.
5. Istirahat emosional
Berkata ‘tidak’ menurut Dalton-Smith juga merupakan cara sederhana untuk istirahat emosional. Cobalah mengambil jeda pada aktivitas yang memicu tensi emosional Anda meningkat. Istirahat emosional perlu dilakukan karena setiap orang perlu ruang dan waktu untuk mengekspresikan perasaan secara bebas. Istirahat emosional juga membutuhkan keberanian untuk menjadi otentik, lho.
6. Istirahat sosial
Harapan orang lain terhadap Anda acap kali jadi beban. Ketika kian memberat, inilah saatnya untuk istirahat sosial yang menyegarkan. Misalnya dengan membuat daftar orang-orang dalam hidup yang menurut Anda sangat mendukung atau bisa jadi support system. Buat juga daftar orang-orang yang menurut Anda menguras tenaga, menuntut, dan melelahkan.
Saran Dalton-Smith, sudah saatnya menghabiskan lebih banyak waktu dengan kelompok yang mendukung hidup Anda dan sesedikit mungkin dengan kelompok yang membuat Anda lelah.
7. Istirahat rohani
Jenis istirahat yang terakhir ini ialah tipe istirahat yang dilakukan untuk terhubung di luar fisik dan mental serta merasakan penerimaan, cinta, dan tujuan yang mendalam. Untuk melakukan istirahat rohani, cobalah terlibat dalam sesuatu yang lebih besar dari diri Anda sendiri. Tambahkan dengan doa, meditasi, atau keterlibatan komunitas ke dalam rutinitas harian Anda.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.