Perubahan Fisik dan Mental Pada Diri Saat Merasa Dicintai
Ilustrasi (Gustavo Fring/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Katanya, jatuh cinta berjuta rasanya. Jatuh cinta bikin hati berbunga-bunga, tapi juga bikin tidur susah nyenyak karena terbayang-bayang si dia. Belum lagi perasaan untuk ingin terus berada dekat dengan orang yang disayangi. Ternyata jatuh cinta dan ketika perasaan kita berbalas itu berdampak bagi kesehatan fisik dan psikologis. Yuk, tengok beberapa perubahan yang muncul saat kita merasa dicintai berikut ini.

Mengurangi rasa sakit

Dr. Sean Mackey, peneliti senior dalam kajian di tahun 2010 yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE, mengatakan kepada Stanford Medicine News Center yang dilansir pada Rabu, 3 November, bahwa perasaan cinta bisa meredakan rasa sakit. Berdasarkan pengamatannya dengan alat pemindai aktivitas otak, ketika orang berada di fase awal hubungan yang 'berbunga-bunga', ia menemukan bahwa orang tersebut memiliki toleransi lebih terhadap rasa sakit.

Perasaan hati jadi positif

Ketika kita jatuh cinta, ini mengaktifkan zat kimia alami di otak kita yang bernama dopamin, yang berkaitan dengan rasa bahagia. “Dopamin adalah peningkat mood, membuat orang merasa benar-benar positif dan merasa dihargai,” jelas Dr. Helen Riess, direktur program Empati dan Sains Tentang Hubungan di Massachusetts General Hospital, kepada TIME.

Muncul rasa aman dan tenang

Menurut laporan Harvard Medical School, salah satu alasan kita merasa tidak terlalu stres ketika jatuh cinta adalah karena merasa dicintai membuat kita merasa aman berada di sisi orang tersayang. Hormon yang berperan dalam proses ini bernama oksitosin, yang muncul setelah kita berpelukan, berciuman, dan melakukan hubungan intim dengan pasangan. Hormon ini membangun rasa percaya dan perasaan yang mendalam sehingga kita merasa lebih tenang.