Tips Membentuk Mental Anak Menjadi Kuat dan Tahan Banting, Orang Tua Perlu Menanamkannya Sejak Dini
Ilustrasi interaksi anak dengan orang tua (Monstera/Pexels)

シェア:

PALEMBANG - Dalam menjalani kehidupan, akan ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut selalu ada di tiap fase kehidupan baik saat anak-anak hingga berusia tua. Setiap tantangan yang berhasil dilalui akan menambah kekayaan pengalaman serta pengetahuan seseorang. Oleh karenanya, mental yang kuat sangat dibutuhkan agar mampu terus maju menghadapi tantangan-tantangan di depan langkahnya.

Tentu anak-anak juga tak lepas dari beragam tantangan, dalam kemandirian, pertemanan, kehidupan akademik, dan lainnya. Oleh karenanya, anak-anak juga perlu memiliki mental yang kuat sejak dini. Amy Morin, LCSW., psikoterapis penulis 13 Things Strong Kids Do mengatakan, “Anak-anak yang kuat mentalnya, tangguh dan memiliki keberanian serta kepercayaan diri untuk mencapai potensi penuh mereka.”

Anak-anak yang sejak kecil sudah bermental kuat akan punya sikap yang lebih optimistis dalam menghadapi tantangan di masa dewasanya kelak. Sehingga, kemungkinan ia mencapai kesuksesan semakin besar. Sebagai orang tua, hal-hal berikut bisa Anda lakukan untuk membantu menumbuhkan anak-anak bermental kuat menurut Amy:

Jadilah Panutan

Anak-anak belajar cara merespons dalam situasi yang berbeda dengan memperhatikan orang tua mereka,” ujar Amy. Oleh karenanya, sadari kekuatan mental Anda sendiri dan tunjukkan betapa kuat Anda secara mental. Itu adalah cara terbaik untuk mendorong mereka mengembangkan kekuatan mentalnya. 

Akan tetapi, harus diperhatikan bahwa yang dimaksud dengan bermental kuat bukanlah menahan emosi negatif, melainkan bisa mengendalikannya dan bangkit kembali untuk mencari solusi terbaik. Anda bisa menceritakan tujuan pribadi Anda pada anak dan tunjukkan bahwa Anda mengambil langkah untuk tumbuh lebih kuat.

Ajarkan Mengelola Ketakutan

Ketika merasakan ketakutan, seseorang tidak akan pernah mendapatkan kepercayaan diri yang mereka butuhkan untuk mengatasi masalahnya. Ceritakan padanya bagaimana Anda memiliki ketakutan terhadap sesuatu dan perjuangan Anda mengelolanya. Bantu anak Anda menghadapi ketakutannya selangkah demi selangkah.

Beri Apresiasi

Semangati dan puji upaya mereka. Ini akan membuat mereka belajar bahwa mereka adalah anak cakap yang dapat menangani masalahnya dan mampu melangkah keluar dari zona nyaman mereka.

Ajarkan Keterampilan Mengatur Emosi

Bantu mereka belajar mengendalikan emosi mereka sehingga emosi tidak mengendalikan mereka. Hindari melarang mereka mengekspresikan emosinya. Di samping itu, jangan langsung menenangkan saat mereka marah atau langsung menghibur setiap kali mereka sedih.

Berikan mereka kesempatan untuk mengenali dan mengatasi emosi tidak nyamannya sendiri. “Sehingga mereka tidak bergantung pada Anda untuk mengatur suasana hati mereka. Anak-anak yang memahami perasaan mereka dan tahu bagaimana menghadapinya lebih siap menghadapi tantangan,” tutur Amy.

Biarkan Anak Membuat Kesalahan

Orang tua overprotective akan banyak melarang anak untuk melakukan sesuatu karena khawatir anaknya terluka, gagal, atau membuat kesalahan. Justru, untuk membangun mental kuat, anak-anak perlu belajar membuat kesalahan.

Ajari anak Anda bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar sehingga mereka tidak merasa malu atau malu melakukan kesalahan. Biarkan mereka menghadapi konsekuensi alami dari kesalahan yang dihadapinya. “Bicarakan tentang cara menghindari mengulangi kesalahan yang sama di lain waktu,” saran Amy.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.