Wapres Ma'ruf Amin: Pemerintah Pasang Target Peremajaan Sawit Rakyat Capai 54 Ribu Hektare di 2022
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (Foto: Dok. BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan bahwa di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini, Indonesia masih bisa mencetak pertumbuhan ekspor yang positif di sektor pertanian. Salah satunya adalah komoditas kelapa sawit. Untuk itu, pemerintah mengeluarkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat.

Lebih lanjut, Ma'ruf mengatakan bahwa saat ini produktivitas kebun sawit rakyat masih tergolong rendah tercatat hanya sekitar 3,7 ton per hektar per tahun. Padahal, potensi yang dapat dihasilkan bisa mencapai delapan ton per hektare, per tahun.

Selain sebagai bentuk keberpihakan pemerintah kepada pekebun rakyat, kata Ma'ruf, peremajaan sawit rakyat juga merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang mampu menyerap banyak tenaga kerja di masa pandemi COVID-19.

Ma'ruf mengatakan pada tahun 2021 program Peremajaan Sawit Rakyat ditargetkan menyasar tanah seluas 180.000 hektar dengan alokasi dana sebesar Rp5,567 triliun.

"Target peremajaan sawit sampai tahun 2022 pada lahan seluas 540.000 hektar," tuturnya dalam acara 'Panen Perdana Kelapa Sawit Program Peremajaan Sawit Rakyat', Kamis, 2 September.

Untuk mencapai target tersebut, kata Ma'ruf, pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan industri sawit perlu bersatu padu, bekerja bersama, dan berkolaborasi. Diperlukan kerja sama yang erat oleh tiga pihak dalam rangka pengelolaan sawit berkelanjutan, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.

Kata Ma'ruf, saat ini petani swadaya merupakan aktor utama sektor perkebunan kelapa sawit. Petani swadaya menguasai hampir separuh perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Karena itu, pemerintah memandang penting untuk memberikan perhatian khusus kepada perkebunan rakyat, terutama untuk lebih meningkatkan kesejahteraan petani.

Ekspor sektor pertanian meningkat 40,29 persen

Ma'ruf mengatakan bahwa di pertengahan 2021 sektor pertanian Indonesia mencatatkan peningkatan sebesar 40,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Pada periode Januari sampai dengan Juni 2021 nilai ekspor pertanian mencapai Rp 277,95 triliun atau meningkat 40,29 persen dibanding periode yang sama tahun 2020," katanya.

Ma'ruf mengatakan mengacu pada data Kementerian Pertanian, pada 2020 ekspor pertanian mencapai Rp451,77 triliun atau meningkat 15,79 persen dibanding periode tahun 2019. Khusus untuk ekspor komoditas kelapa sawit di tahun 2020 mencapai 22,97 miliar dolar AS atau setara dengan Rp321,5 triliun.

"Angka ini naik 13,6 persen dibandingkan tahun 2019," katanya.