JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan nilai realisasi anggaran APBN untuk program diskon tarif listrik sebesar 50 persen pada Januari dan Februari lalu mencapai Rp13,6 triliun.
Sri Mulyani menyampaikan insentif itu dinikmati oleh 71,1 juta pelanggan pada Januari dan 64,8 juta pelanggan pada Februari kepada pelanggan dengan daya listrik hingga 2.200 VA.
"Total realisasi sementara anggaran untuk pemberian diskon listrik sebesar Rp13,6 triliun," tulis Sri Mulyani dalam Instagram @smindrawari, Senin, 24 Maret.
Sri Mulyani menyampaikan kebijakan program diskon tarif listrik sebesar 50 persen berkontribusi terhadap turunnya inflasi harga diatur pemerintah (administered price), sehingga secara keseluruhan inflasi Indonesia terkendali pada angka yang rendah.
"Ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melindungi daya beli masyarakat. Semoga dengan konsumsi masyarakat terjaga, momentum pertumbuhan ekonomi juga bisa terus berjalan," ujar Sri Mulyani.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi deflasi pada Februari 2025 yang tercatat sebesar 048 persen secara bulanan atau month to month (mom) didorong oleh deflasi harga yang diatur pemerintah.
Sebagai informasi, indeks harga konsumen (IHK) menurun dari 105,99 pada Januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025.
Secara tahunan, Indonesia mengalami deflasi 0,09 persen secara year on year (yoy), dan deflasi 1,24 persen dalam perhitungan tahun kalender atau year to date (ytd).
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,25 persen dengan andil inflasi sebesar 0,16 persen.
"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah emas perhiasan, kopi bubuk dan mobil," ujarnya dalam Konferensi Pers, Senin, 3 Maret.
Amalia menyampaikan untuk komponen harga diatur Pemerintah mengalami deflasi sebesar 2,65 persen dengan memberikan andil deflasi sebesar 0,48 persen.
Menurutnya komoditas yang dominan memberikan andil deflasi komponen diatur pemerintah adalah tarif listrik karena ada diskon tarif listrik yang masih berlangsung pada Februari 2025.
Amalia menambahkan komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,93 persen, komponen ini memberikan andil deflasi sebesar 0,16 persen.
Adapun, komoditas yang dominan memberikan andil deflasi komponen bergejolak adalah daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, dan telur ayam ras.
BACA JUGA:
Amalia menyampaikan kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 3,59 persen dan memberikan andil deflasi 0,52 persen.
Menurutnya komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi sebesar 0,67 persen.
Selanjutnya, komoditas yang juga memberikan andil deflasi karena penurunan harga beberapa pangan bergejolak seperti daging ayam ram ras yang harganya turun sehingga memberikan andil deflasi sebesar 0,06 persen, bawang merah, dan cabai merah juga mengalami penurunan harga sepanjang bulan Februari memberikan andil deflasi masing-masing sebesar 0,05 persen dan 0,04 persen.
Selain itu, terdapat komoditas-komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi pada bulan Februari 2025 yaitu kenaikan tarif air minum PAM memberikan andil inflasi 0,13 persen dan naiknya harga emas perhiasan memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen.
Kemudian kenaikan atau penyesuaian harga bensin memberikan andil inflasi sebesar 0,3 persen.