Kemenkop UKM: Kolaborasi APDURIN-Pemprov Sulteng Mampu Dorong Ekspor Durian Parigi Moutong
Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman. (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyebut, kolaborasi antara Asosiasi Perkebunan Durian Indonesia (APDURIN) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah dan Kabupaten Parigi Moutong mampu mendorong ekspor durian ke Thailand.

"Kegiatan ini sesuai dengan arah kebijakan pemerintah, pertama adalah hilirisasi berbasis UMKM, kedua adanya kemitraan dan ketiga adalah ekspor. Ketiga sasaran itu hari ini dapat diwujudkan berkat kerja sama yang baik," kata Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Selasa, 16 Januari.

Hanung menyebut, keberhasilan ekspor oleh APDURIN sendiri dilakukan bersama empat usaha yang dinaunginya, yakni PT Herofruit Sumber Sukses, PT Silvia Amerta Jaya, PT Amerta Nadi Argo Cemerlang dan PT Ammar Durian Indonesia.

Dia menilai, kemitraan dengan usaha menengah besar dapat membantu peningkatan kapasitas dan daya saing pelaku usaha durian.

Kemitraan tersebut dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti penyediaan bahan baku, pemasaran serta pengembangan teknologi dan pembangunan ekosistem rantai pasok produksi.

"Ini adalah model yang sangat baik antara APDURIN dengan pemerintah dan pengusaha. Model seperti ini harus kami lakukan, yang mana perusahaan besar bisa bermitra dengan UMKM untuk mendorong ekspor," ujarnya.

Dia berharap, agar pemerintah daerah bisa mengambil posisi untuk menentukan komoditi unggulan di daerahnya, kemudian dilakukan scale-up nilai ekonominya agar bisa ekspor.

"Kami berharap, ini bisa direplikasikan untuk komoditas lain dan di kabupaten yang lain, atau di kabupaten yang sama dengan komoditas berbeda," tuturnya.

Sementara itu, Dewan Pembina APDURIN Aditya Pradewo mengungkapkan, bahwa Parigi Moutong mampu menghasilkan kualitas durian yang sama, bahkan lebih baik dari Malaysia dan Thailand.

"Banyak produk durian yang dikirim ke Thailand, tapi dicap produk Thailand. Ini tantangan bagaimana produk kami memenuhi standar agar bisa langsung ekspor ke China," ungkapnya.

Aditya juga mengajak para pelaku usaha durian ke depan mampu memenuhi standar internasional yang selama ini menjadi tantangan. "Salah satunya dengan berkolaborasi mendorong UMKM yang sudah bagus agar mampu menjaga kualitasnya untuk tetap stabil," imbuhnya.