KKP Targetkan Nilai Ekspor Hasil Perikanan Capai 7,20 Miliar Dolar AS Tahun Ini
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan mencapai 7,20 miliar dolar AS atau sekitar Rp112,1 triliun pada 2024 mendatang.

Angka ini meningkat signifikan dibandingkan realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, yang mana nilai sementaranya baru mencapai 5,6 miliar dolar AS atau setara Rp87,25 triliun.

Sementara produksi perikanan pada 2024 ini ditargetkan berada di posisi 30,85 juta ton. Target itu lebih tinggi dari realisasi tahun sebelumnya, yakni 24,74 juta ton.

Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono juga menargetkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) perikanan RI mencapai 5-6 persen.

Adapun hingga kuartal III 2023 PDB perikanan telah mencapai 6,78 persen.

"Menuju 7,20 miliar dolar AS masih relevan, bisa kami kejar (pada 2024)," kata Trenggono dalam Konferensi Pers Outlook & Program Prioritas Sektor Kelautan dan Perikanan di Gedung KKP, Jakarta, Rabu, 10 Januari.

Dia menambahkan, nilai tukar nelayan juga diperkirakan meningkat tipis dari periode 2023, yaitu 105,40 persen.

Pada tahun ini, nilai tukar nelayan ditargetkan mencapai posisi 108 persen.

Sedangkan, nilai tukar pembudidaya ikan ditargetkan mencapai 105 persen. Lalu, rasio ekspor ikan dari hasil perikanan yang diterima oleh negara tujuan ekspor juga diprediksi mencapai 99 persen.

"Produksi garam di targetkan mencapai dua juta ton, angka konsumsi ikan ditargetkan 59 kg per kapita/tahun, luas kawasan konservasi laut ditargetkan mencapai 29,30 juta hektare (ha), penyelesaian penataan ruang laut dan zonasi pesisir ditargetkan di 21 kawasan serta proporsi tangkap jenis ikan yang berada dalam batas biologi yang aman ditargetkan lebih dari 80 persen," ungkapnya.

Dia menyebut, keseluruhan target tersebut akan dicapai sejalan dengan lima program prioritas KKP.

Kelima program tersebut adalah memperluas kawasan konservasi laut, penangkapan ikan secara terukur berbasis kuota, pengembangan perikanan budi daya di laut, pesisir dan darat.

Kemudian pengawasan dan pengendalian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan.

"Indonesia harus bisa menjadi juara dan akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia," imbuhnya.