Kementerian PUPR akan Bangun 23 Bendungan Senilai Rp21,56 Triliun di 2024
Ilustrasi bendungan (Foto: dok. kpupr)

Bagikan:

JAKARTA - Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR akan kembali melanjutkan pembangunan infrastruktur berupa bendungan dan danau pada 2024 mendatang.

Direktur Jenderal (Dirjen) SDA Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia mengatakan, pihaknya akan membangun total 23 bendungan menggunakan pagu anggaran tahun 2024.

Bob menyebut, alokasi pada pembangunan 23 infrastruktur air tersebut mencapai Rp21,56 triliun dari total pagu anggaran yang diterima Ditjen SDA sebesar Rp47,64 triliun.

"Dengan alokasi pagu anggaran tersebut, maka target kinerja Tahun Anggaran (TA) 2024 direncanakan pembangunan 23 bendungan yang terdiri dari tambahan 1 bendungan baru yaitu, Pelosika di Sulawesi Tenggara," kata Bob dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI, Kamis, 7 September.

Bob mengungkapkan, dari 23 bendungan tersebut 15 di antaranya ditargetkan akan selesai pembangunannya pada 2024. Sebanyak 15 bendungan tersebut yakni, Bendungan Keureuto, Rukok dan Bangunan Pengarah Rukoh (Aceh), Tiga Dihaji (Sumsel), Leuwikeris (Jabar), Jlantah, Bener, Jragung (Jateng), dan Bagong (Jatim).

Lalu, Bendungan Sidan (Bali), Meninting (NTB), Manikin (NTT), Marangkayu (Kaltim), Bulango Ulu (Gorontalo), Budong-Budong (Sulbar), serta Way Apu (Maluku).

"Adapun 7 bendungan on going, yaitu bendungan Cibeet, Cijurey, Karangnongko, Cabean, Jenelata, Riam Kiwa, dan Mbay," ujar Bob.

Di samping itu, alokasi anggaran senilai Rp21,56 triliun untuk bidang Bendungan dan Danau juga diperuntukkan guna melakukan revitalisasi 4 danau yakni, Danau Teloko (Sumsel), Danau Tondano (Sulut), Danau Tempe (Sulsel), dan Danau Ayamaru (Papua).

Selain itu, pagu anggaran Ditjen Sumber Daya Air juga akan dialokasikan untuk operasi dan pemeliharaan sebesar Rp7,08 triliun, pengendalian daya rusak Rp6,09 triliun, dan irigasi rawa sebesar Rp4,17 triliun.

Kemudian, alokasi untuk pengadaan tanah Rp3,20 triliun, dukungan manajemen Rp2,55 triliun, air tanah dan air baku Rp1,82 triliun, serta dukungan teknis lainnya Rp1,17 triliun.