HKTI Optimistis Percepatan Perbaikan Irigasi Tekan Kemiskinan di Pesisir Selatan
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Pesisir Selatan Eri Nofriadi mengatakan, percepatan perbaikan dan penyediaan irigasi yang baik adalah salah satu langkah tepat dalam upaya menurunkan angka kemiskinan.

Ketersediaan irigasi yang baik yang memadai otomatis dapat meningkatkan produktivitas lahan persawahan yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani, karena mayoritas penduduk miskin saat ini berasal dari keluarga petani.

"Artinya jika panen melimpah, tentu hasil yang diterima petani juga relatif tinggi dan mampu mencukupi kebutuhan rumah tangganya sendiri," ungkap Eri Nofriadi dilansir ANTARA, Minggu, 17 Juli.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Maret 2022 sebagian besar masyarakat miskin di Sumatera Barat dan Pesisir Selatan ada di kawasan pedesaan, dengan profesi petani, termasuk petani tanaman pangan.

Mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya, karena hasil usaha pertanian yang mereka lakoni lebih kecil dari biaya kebutuhan hidup sehari-hari.

Kondisi itu juga tergambar dalam indeks nilai tukar petani di sub-sektor tanaman pangan di bawah 100.

Ongkos produksi dan biaya sehari-hari dikeluarkan lebih tinggi dari pendapatan usaha pertanian.

Ia melanjutkan tersedianya irigasi yang baik otomatis meningkatkan produktivitas lahan.

Dengan demikian turut meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan ekonomi petani, seiring kenaikan jumlah panen.

Selama ini hasil panen hanya bisa untuk mengamankan kebutuhan pangan mereka, karena produktivitas lahan yang rendah.

Selain itu, ritme tanam juga rendah akibat tidak adanya pengairan yang memadai untuk bercocok tanam.

"Tentu berpengaruh terhadap pendapatan mereka. Akibatnya keluarga petani keluar dari jerat kemiskinan. Mereka jadi rentan terhadap gejolak harga kebutuhan dasar lainnya," terangnya.

Karena itu, ia menilai wacana kerja sama Bank Nagari dan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan terkait upaya percepatan penyediaan irigasi berkondisi baik harus segera direalisasikan.

Kolaborasi Bank Nagari sebagai lembaga pembiayaan dan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan soal penyediaan irigasi yang baik hendaknya mendapat dukungan dari semua pihak dan kelompok kepentingan.

HKTI optimistis langkah tersebut dapat melepaskan keluarga dari lingkaran kemiskinan, sejalan dengan kenaikan produksi.

Di lain sisi, dan cita-cita menuju kemandirian daerah melalui sektor unggulan dapat tercapai.

"Kami optimistis target Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor unggulan bakal meningkat sesuai target," sebutnya.

Bank Nagari menyatakan siap membiayai percepatan pembangunan infrastruktur dasar pertanian seperti irigasi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Pimpinan Cabang Bank Nagari Painan Helfi Yandrika menyampaikan kesiapan tersebut sejalan dengan semangat dan roh pendirian BUMD sektor perbankan itu sebagai bank pembangunan daerah.

"Kami sebelumnya juga pernah melakukan pembiayaan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu," ungkap Helfi.

Pesisir Selatan memiliki potensi pertanian melimpah, khususnya sub-sektor tanaman tanaman pangan dan penyumbang PDRB tiap tahunnya.

Apalagi Bank Nagari menilai selama dua tahun terakhir pemerintah kabupaten mampu mengelola neraca keuangan dengan baik yang tergambar dari kian menurunnya rasio utang dalam APBD.

Pesisir Selatan juga memiliki kekuatan fiskal dengan kategori sedang, sehingga daerah memungkinkan mengakses pembiayaan untuk percepatan pembangunan dari pihak ketiga, baik bank maupun non-bank.

Sementara itu, Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rusma Yul Anwar menyambut baik kesiapan Bank Nagari terkait pembiayaan percepatan pembangunan irigasi di daerah itu.

Menurut bupati daerah memang butuh pembiayaan percepatan pembangunan sebagai salah satu instrumen pemulihan ekonomi pasca COVID-19, apalagi di tengah keterbatasan APBD.

"Ini sebuah kabar gembira. Akan kami bahas TAPD soal kebutuhan dan kesiapan daerah," ujar bupati.

Bupati menyampaikan sektor pertanian, khususnya sub-sektor tanaman pangan masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah atau penyumbang terbesar pertumbuhan tiap tahun.

Lebih dari itu menyerap hingga 40 persen tenaga kerja di Pesisir Selatan, sehingga butuh berbagai stimulan dan kebijakan strategis agar eksistensinya tetap terjaga.

Pertanian tanaman pangan hulu-hilir juga didaulat sebagai landasan pacu menuju kemandirian daerah dengan menyiapkan lahan seluas 15.000 hektare yang memiliki dukung pertanian yang tinggi.

Pemerintah kabupaten yakin peningkatan irigasi yang baik dapat memacu laju PDRB pertanian sebagai salah satu sektor unggulan selain industri pengolahan.

"Nah, dengan ada dukungan pembiayaan pembangunan irigasi dari pihak ketiga, tentu pertumbuhannya lebih cepat," jelas bupati.

Berdasarkan data yang ada ketersediaan irigasi dengan kondisi baik di Pesisir Selatan hanya 57 persen. Dalam RPJMD 2021-2026 menargetkan besaran irigasi berkondisi baik mencapai 66,7 persen.