Beberapa Gerai Ritel Milik Konglomerat Mochtar Riady dan Kuncoro Wibowo 'Berguguran' di 2021, Bagaimana di Tahun Ini?
Gerai Matahari Department Store, (Foto: Dok. Matahari Dept. Store)

Bagikan:

JAKARTA - Periode pandemi COVID-19 memang bukan momen yang bersahabat bagi industri ritel di Tanah Air. Beberapa pelaku di industri tersebut harus rela bisnisnya tergerus karena pandemi yang berkepanjangan.

Sebut saja Matahari, Giant, hingga Ace Hardware yang harus menutup beberapa gerainya. Bahkan Giant pun harus 'membumihanguskan' seluruh gerainya di bumi Indonesia.

VOI, Senin 3 Januari, merangkum tutupnya gerai-gerai brand 'papan atas' tersebut beserta alasannya:

Matahari tutup 13 gerai karena sepi

Matahari Department Store menutup 13 gerainya di tahun 2021 ini. Penutupan itu dilakukan, karena mal yang sepi akibat kebijakan dari pemerintah perihal pembatasan aktivitas untuk membendung penyebaran COVID-19.

Rencana penutupan 13 gerai tahun ini menggambarkan kinerja keuangan perusahaan ritel milik bos Lippo konglomerat Mochtar Riady itu yang merosot. Pada kuartal I 2021, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mencatatkan penjualan kotor sebesar Rp2,1 triliun, turun 23,6 persen dibanding 2020 dan lebih rendah 37,4 persen dibanding periode yang sama di 2019.

Di kuartal I 2021 perseroan berhasil mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp1,2 triliun. Sayangnya angka ini juga merosot 25 persen dibanding pendapatan 2020 dan turun 39,7 persen dibanding capaian 2019.

ACE Hardware tutup gerai di Blok M dan Pluit

Gerai Ace Hardware di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan tutup setelah 25 tahun beroperasi. Penutupan dilakukan pada 31 Desember 2021 lalu.

Sebelumnya satu gerai Ace Hardware lainnya di Emporium Pluit, Jakarta Utara lebih dulu ditutup pada 8 Desember 2021. Hal ini dilakukan juga karena habisnya masa sewa gerai tersebut.

Dalam laporan keuangan perusahaan milik konglomerat Kuncoro Wibowo ini, Ace Hardware membukukan laba bersih sebesar Rp322,85 miliar atau turun hampir 40 persen di kuartal III 2021, dibandingkan periode sama tahun 2020 yang mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp529,58 miliar.

Penurunan laba bersih merupakan dampak turunnya penjualan bersih perseroan selama 9 bulan pertama tahun ini sebesar 9,41 persen dari sebelumnya Rp5,48 triliun menjadi hanya Rp4,69 triliun.

Giant tutup seluruh gerai

Giant menutup seluruh gerainya pada 1 Agustus 2021 lalu. Supermarket di bawah PT Hero Supermarket Tbk (HERO) ini tutup karena persaingan bisnis makanan semakin sengit dalam beberapa waktu terakhir dan kondisi pandemi berkepanjangan.

Direktur PT Hero Supermarket Tbk Hadrianus Wahyu Trikusumo mengatakan, langkah penutupan gerai dilakukan sebagai proses transformasi bisnis berupa penataan ulang toko untuk memenuhi preferensi pelanggan yang terus berkembang. Ini untuk memastikan supaya Hero Group dapat bersaing secara efektif dalam bisnis ritel makanan di Indonesia.

Penutupan toko menyebabkan kenaikan utang lain-lain yang melonjak hingga 59 persen. Utang lain-lain mengalami kenaikan Rp181 miliar atau sebesar 59 persen dikarenakan biaya bangunan dan pemeliharaan terkait dengan penutupan toko.

Di semester I 2021 HERO melaporkan kerugian yang membengkak 2,5 kali lipat dari periode sama 2020. Dikutip dari keterbukaan informasi, PT Hero Supermarket Tbk melaporkan rugi bersih pada semester I 2021 sebesar Rp551 miliar (unaudited). Angka itu membengkak dari periode sama tahun lalu yang mencatatkan rugi bersih Rp202 miliar.