Kompak Salam Komando Bobby Nasution, Nadiem Makarim, Gubsu Edy, Bang Ijeck Usai Bahas Vaksinasi Pelajar-Guru
FOTO Instagram bobbynst

Bagikan:

MEDAN - Dari 105.000 lebih pelajar Kota Medan target vaksinasi, sudah 80 persen pelajar mendapatkan suntikan vaksin COVID-19. 

Capaian vaksinasi ini berkat kerja keras Pemko Medan yang gencar melakukan vaksinasi bagi pelajar berusia 12-18 tahun. Apalagi Pemko Medan juga menargetkan setiap harinya sebanyak 5.000 pelajar harus mendapatkan suntikan vaksinasi. 

Hal ini disampaikan Wali Kota Medan Bobby Nasution saat menghadiri Rapat Koordinasi bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim dan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi di aula T. Rizal Nurdin Rumah Dinas Gubsu, Senin, 25 Oktober.

Di hadapan Nadiem Makarim, Edy Rahmayadi, Wagub Sumut Musa Rajekshah (Bang Ijeck), dan kepala daerah lainnya yang mengikuti secara virtual, Bobby Nasution mengatakan capaian vaksinasi guru sudah sebanyak 86 persen.

"Sisanya untuk guru yang belum divaksin sebagian karena adanya komorbid dan ada juga yang sedang hamil atau masuk ke dalam batas kehamilan yang tidak boleh divaksin," ujar Bobby Nasution dikutip dari keterangan tertulis Dinas Kominfo Pemko Medan.

Dalam rapat koordinasi, Bobby Nasution juga memaparkan program guru penggerak yang menjadi program penting dari Mendikbudristek. Bobby Nasution menjelaskan guru-guru sekolah yang  mengikuti program guru penggerak tersebut ada sebanyak 11 guru PAUD, 55 guru SD dan 40 guru SMP.

"Semuanya telah mengikuti program guru penggerak tersebut," ujar Bobby Nasution.

Sementara itu, Mendikbudristek, Nadiem Makarim mengatakan poin terpenting Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)  yakni mengakselerasi vaksinasi dan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. 

Berdasarkan semua riset, Nadiem mengatakan semuanya menunjukkan anak Indonesia telah kehilangan satu tahun pendidikan yang efektif sehingga dapat berdampak permanen apabila tidak segera disikapi.

"Apabila tidak segera disikapi berakibat terjadinya learning loss bagi anak didik, terutama bagi anak PAUD dan SD,  PTMT ini sangat perlu dilakukan dibanding tingkat SMP dan SMA. Sebab, di tingkat PAUD dan SD yang paling rentan mengalami penurunan pembelajaran,” kata Nadiem Makarim.

Karena itu Nadiem Makarim meminta kepada kepala daerah agar memprioritaskan vaksinasi kepada guru. Setelah vaksinasi para siswa yang berumur 12-18 tahun. 

Nadiem Makarim mengatakan dalam PTMT, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mendorong dilakukannya testing secara random kepada guru dan murid tingkat nasional.

"Kami memohon dukungan dari setiap kepala daerah untuk mendukung kegiatan ini. Hal ini dilakukan agar diketahui positive rate di sekolah selama PTMT berlangsung," ujarnya.

Sedangkan terkait program guru penggerak, Nadiem menegaskan program ini sangat penting karena akan membawa perubahan bagi guru-guru lainnya.

"Guru penggerak ini akan menjadi prioritas dalam menempati kedudukan kepala sekolah atau pengawas sekolah, maka mereka yang telah lulus seleksi program guru penggerak inilah yang akan diprioritaskan untuk menjadi kepala sekolah dan pengawas di masing-masing daerah," papar Nadiem.