Peneliti Sebut Modifikasi Kabin Pesawat untuk Penumpang dengan Kursi Roda Pribadi Dimungkinkan
Ilustrasi pelayanan penumpang disabilitas pengguna kursi roda oleh kru maskapai penerbangan. (Wikimedia Commons/JarrahTree)

Bagikan:

JAKARTA - Bepergian dengan pesawat terbang masih menjadi tantangan tersendiri bagi penyandang disabilitas pengguna kursi roda. Kursi maskapai yang sempit bisa menjadi cobaan berat bagai banyak pengguna kursi roda.

Studi terbaru oleh National Academy of Sciences Amerika Serikat, perubahan di pesawat terbang dimungkinkan, membuat pengguna kursi roda bisa menaiki pesawat terbang

Tetapi perubahan yang akan mendorong beberapa pengguna kursi roda yang memilih untuk tidak terbang untuk terbang ke langit dimungkinkan, menurut sebuah studi baru oleh National Academy of Sciences di AS.

Ini berdasar pengamatan pada 6.000 pesawat penumpang yang saat ini dioperasikan oleh maskapai penerbangan Amerika Serikat, termasuk Boeing 747 dan Airbus A320.

Meskipun akan membutuhkan desain dan rekayasa yang signifikan, laporan tersebut menemukan, secara teknis dimungkinkan untuk memodifikasi kabin di pesawat ini untuk mengakomodasi kursi roda pribadi.

Penelitian menunjukkan tidak ada tantangan yang “sangat berat” yang akan mencegah kursi roda pribadi diizinkan pada penerbangan di masa depan.

Di sebagian besar pesawat, melepas dua baris kursi di bagian depan kabin di dekat pintu boarding akan mengosongkan ruang yang cukup.

Profesor Alan Jette, ketua komite yang menulis laporan itu mengatakan, penelitian mereka menunjukkan tidak ada tantangan yang 'sangat berat' sehingga mereka akan mencegah kursi roda pribadi diizinkan dalam penerbangan di masa depan.

kursi roda
Ilustrasi pelayanan penumpang disabilitas pengguna kursi roda oleh kru maskapai penerbangan. (Wikimedia Commons/JarrahTree)

"Menutup kesenjangan informasi yang tersisa, terutama tentang keselamatan – akan memungkinkan keputusan kebijakan publik yang lebih tepat yang memenuhi kebutuhan maskapai, personel mereka dan penyandang disabilitas," jelasnya mengutip Euronews 4 Oktober.

Bagaimana ini akan membantu pengguna kursi roda yang tidak terbang?

Tidak seperti di banyak kereta, bus, atau mobil, penumpang pesawat saat ini tidak dapat menggunakan kursi roda pribadi mereka sebagai tempat duduk. Bagi sebagian orang, ini berarti melakukan perjalanan jauh untuk mengunjungi keluarga, pergi ke janji medis atau sekadar bepergian ke luar negeri adalah hal yang mustahil, mahal, atau tidak aman.

Tetapi terbang dengan kursi roda pribadi mereka sendiri dapat merevolusi pengalaman perjalanan bagi banyak pengguna kursi roda.

"Jika penumpang memiliki kemampuan untuk terbang sambil duduk di kursi roda pribadi mereka, yang disesuaikan untuk kebutuhan medis dan fisik mereka, mereka dapat menghindari kesulitan terbang dan dapat menggunakan kursi roda mereka sendiri di tempat tujuan," papar Jette.

"Melengkapi pesawat dengan sistem keamanan kursi roda adalah solusi yang menarik secara intuitif, untuk banyak kesulitan yang dihadapi penyandang disabilitas dan yang tidak dapat berjalan saat terbang," lanjutnya.

Laporan tersebut juga menemukan, karena tempat duduk tidak mempertimbangkan kebutuhan mereka, banyak penumpang penyandang disabilitas merasa tidak nyaman selama penerbangan.

Beberapa menghindari terbang sama sekali karena khawatir akan cedera serius saat berpindah ke kursi pesawat, atau khawatir kursi roda pribadi mereka akan hilang atau rusak.

Terpisah, Josh Grisdale, pencipta Accessible Japan, telah dua kali mengalami kerusakan kursi roda dan, meskipun dia suka bepergian, penerbangan panjang sangat sulit karena kursinya.

"Bayangkan duduk dalam satu posisi selama 13 jam dari Toronto (kampung halaman saya) ke Tokyo (tempat tinggal saat ini). Tidak menyenangkan," jelasnya.

"Ketidaknyamanan juga berarti saya tidak bisa tidur di pesawat dan kelelahan ketika saya tiba," sambungnya.

Dikatakannya, mengizinkan kursi roda pribadi di pesawat akan menghilangkan banyak stres dari terbang dan membawa kembali banyak calon penerbang yang telah berhenti bepergian.

Grisdale menambahkan, kekhawatiran atas hilangnya pendapatan bagi maskapai penerbangan dari penghapusan kursi seharusnya tidak menjadi penghalang. Mungkin ada solusi lain dan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan, katanya. Solusi tidak akan ditemukan dalam semalam.

"Kebanyakan perubahan dimulai dengan penolakan dan seringkali berakhir dengan situasi yang lebih baik bagi semua orang pada akhirnya," tukasnya.

Penyandang disabilitas memiliki loyalitas yang kuat terhadap merek yang menerima, Grisdale menunjukkan. Ada banyak orang yang ingin bepergian dengan kursi roda mereka dan ini adalah pasar yang belum berkembang.

"Saya bersedia membayar untuk maskapai premium dengan adaptasi ini daripada menghemat uang untuk kursi yang lebih murah dan tidak disesuaikan," pungkasnya.