Pemilik Apotek di Cianjur: Selain Langka, Harga Tabung Oksigen Naik Rp300 Ribu Menjadi Rp1,8 Juta
Ilustrasi (Foto: Antara)

Bagikan:

CIANJUR - Pemilik apotek di Cianjur, Jawa Barat mulai kesulitan mendapatkan tabung oksigen berbagai ukuran untuk membantu pernafasan bagi pasien positif COVID-19. Dua bulan terakhir ini kebutuhan akan tabung meningkat pesat.

"Sudah mau tiga hari stok oksigen baru dan isi ulang kosong, diduga kelangkaan terjadi karena tingkat pemakaian yang tinggi sejak dua bulan terakhir," kata pemilik apotek di Jalan RSUD Cianjur, Iksan dilansir dari Antara, Senin, 5 Juli. 

Tidak hanya langka, ungkap dia, harga tabung oksigen baru dan isi ulang mengalami kenaikan dari Rp1.500.000 menjadi Rp1.800.000 per tabung lengkap dengan alat bantu pernafasan dan isi ulang dari Rp65.000 menjadi Rp85.000 per tabung.

Namun hingga saat ini, stok yang dimiliki sebagian besar apotek di Cianjur, kosong, sehingga banyak warga yang membutuhkan terpaksa mencari keluar kota seperti ke Sukabumi, Bogor dan Bandung.

"Informasi dari distributor, tingkat pemakaian oksigen di rumah sakit melambung hingga beberapa kali lipat, imbas dari meningkatnya pasien positif dengan gejala yang membutuhkan alat bantu pernafasan," katanya.

Ia menambahkan, tidak hanya oksigen sejak dua bulan terakhir, tingkat penjualan obat-obatan untuk penambah daya tahan tubuh dan vitamin mengalami hal yang sama, bahkan tingkat penjualan mengalami peningkatan hingga 100 persen.

"Untuk kebutuhan obat penambah daya tahan tubuh termasuk vitamin per hari mengalami peningkatan hingga ratusan botol dan tablet, sehingga kami memperbanyak stok untuk memenuhi pesanan dari pembeli," katanya.

Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal, mengatakan sejak dua bulan terakhir, angka kebutuhan oksigen untuk pasien COVID-19 yang menjalani isolasi di rumah sakit mengalami peningkatan.

"Pasien yang terpapar disertai penyakit lain yang menjalani isolasi di Ruangan HCU, ICU dan IGD hampir semuanya menggunakan alat bantu oksigen. Sehingga kebutuhan oksigen meningkat hingga 100 persen," katanya.

Pihaknya memastikan ketersedia oksigen untuk pasien yang menjalani isolasi di rumah sakit masih terjamin karena selama ini, pihak manajemen telah berkoordinasi dengan beberapa perusahaan yang menyediakan oksigen.