Gedung Putih Sebut Israel Setuju Mendengarkan Kekhawatiran AS Mengenai Serangan ke Rafah
John Kirby. (Wikimedia Commons/The White House)

Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pada Hari Minggu, Israel telah setuju untuk mendengarkan kekhawatiran dan pemikiran Amerika Serikat sebelum melancarkan invasi ke kota perbatasan Rafah di Gaza.

"Mereka meyakinkan kami tidak akan pergi ke Rafah sampai kami mempunyai kesempatan untuk benar-benar berbagi perspektif dan keprihatinan kami dengan mereka," kata Kirby kepada ABC, seperti dilansir dari Reuters 29 April.

Militer Israel siap untuk mengevakuasi warga sipil Palestina dari Rafah dan menyerang markas Hamas di sana, kata seorang pejabat senior pertahanan Israel pada Rabu pekan lalu, meskipun ada peringatan internasional akan bencana kemanusiaan.

Sementara, Washington telah mengatakan mereka tidak dapat mendukung operasi Rafah tanpa rencana kemanusiaan yang tepat dan kredibel.

"Apa yang kami harapkan adalah setelah enam minggu gencatan senjata sementara, kita mungkin bisa mendapatkan sesuatu yang lebih bertahan lama," kata Kirby, yang juga mencatat jumlah truk bantuan ke wilayah utara Gaza mulai meningkat.

"Israel sudah mulai memenuhi komitmen yang diminta oleh Presiden (AS) (Joe) Biden untuk mereka penuhi," lanjutnya.

Awal bulan ini, Presiden Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melindungi warga sipil Palestina dan pekerja bantuan asing di Gaza, atau Washington dapat mengekang dukungan untuk Israel dalam perangnya melawan militan Hamas.

Terpisah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan kembali mengunjungi wilayah tersebut pekan ini, dengan Kirby mengatakan dia akan terus mendesak gencatan senjata sementara yang diinginkan Washington setidaknya selama enam minggu.

Seorang pejabat Hamas mengatakan, delegasi kelompok militan itu akan mengunjungi Kairo pada Hari Senin untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan untuk mengamankan gencatan senjata.