Bisnis Kuliner Besutan Dimas Beck Dapat Pendanaan Investor, Siap Panaskan Industri Makanan Cepat Saji
Aktor Dimas Beck. (Foto: Instagram @dimasbeck)

Bagikan:

JAKARTA - Industri ready meals Indonesia siap dipanaskan dengan kehadiran Laukita. Brand yang berdiri di bawah naungan Umara Group tersebut baru saja mendapatkan pendanaan dari PT Amartha Koru Management (AKM).

Pihak Laukita mengklaim, kepercayaam investor adalah berkat kemampuan perusahaan dalam menggabungkan cita rasa Indonesia dengan teknologi, serta model bisnis yang berkelanjutan. Diterimanya pendanaan ini mengikuti performa bisnis Laukita yang masih positif meski di tengah kondisi pandemi.

Founder Laukita Adhia Absar Arryman mengatakan, selama tahun 2020 lalu, penjualan produk Laukita mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini antara lain didorong oleh inovasi kuliner dan model bisnis unik yang dikenalkan Laukita kepada publik.

Kesuksesan ini juga semakin didukung dengan kesadaran masyarakat yang terus meningkat tentang pentingnya kualitas makanan yang tidak hanya enak, namun juga memiliki kemasan yang higienis dan aman bagi keluarga.

"Dengan menggabungkan inovasi resep nusantara dan teknologi, Laukita kami hadirkan sebagai one-stop solution yang menjawab kebutuhan, selera, dan jenis pola makan masyarakat yang beragam. Semua ini dikemas dalam bentuk produk ready meals berkualitas premium tanpa bahan pengawet yang bisa disajikan dengan praktis hanya dalam 3 menit," ujat Adhia dalam keterangan tertulinsya, Selasa 2 Maret.

Co-Founder Laukita Dimas Beck mengungkapkan, pihaknya membuat berbagai inisiatif seperti membentuk tim reseller tanpa modal, serta membuka peluang sebagai stockist dengan biaya ringan.

"Sehingga mereka pun dapat lebih mudah untuk mulai berbisnis tanpa harus punya risiko yang tinggi," ujar Dimas.

Soal peluang, Dimas mengatakan para stockist tidak perlu khawatir apakah tren konsumsi ready meals akan tetap bertahan. Riset dari Grand View Research bertajuk “Ready Meals Market Size, Share & Trends Report” mencatat bahwa, pasar makanan siap saji secara global mencatat nilai 159,15 miliar dolar AS pada 2019 dan diperkirakan akan terus tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 5,5 persen dari 2020 hingga 2027.

Riset tersebut juga mengungkapkan bahwa meskipun dalam kondisi pandemi, konsumen tetap membeli makanan ready meals ini karena umur penyimpanan yang lebih lama dan kemudahan dalam memasaknya.

Ke depannya, Laukita akan mengalokasikan hasil pendanaannya untuk berinvestasi pada pembangunan infrastruktur berupa pabrik dengan sertifikasi siap ekspor, serta keperluan pemasaran. Kedua hal ini sejalan dengan target Laukita berikutnya, yaitu meracik varian resep makanan yang lebih inovatif, mempercepat penetrasi pasar, serta memperluas distribusi produk ke kota-kota besar di Indonesia dan ke luar negeri.

Saat ini, Laukita menyediakan 14 varian masakan dan semuanya telah tersertifikasi oleh BPOM dan mendapat label halal oleh MUI; mulai dari Rendang Paru, Oseng Mercon, Ayam Kecombrang, dan Lidah Cabe Ijo serta Daging Balado Limau yang jadi favorit konsumen.

Ada empat cara praktis untuk menyajikan Laukita, yaitu dipanaskan di dalam microwave, direbus, dikukus, atau ditumis. Selain itu, karena kesegaran bahan dasarnya, Laukita dapat bertahan hingga 6 bulan jika disimpan di dalam freezer.