Tepat Setahun Pandemi, Kemenkes Konfirmasi Munculnya Kasus Mutasi COVID-19 di Indonesia
ILUSTRASI/UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengonfirmasi hari ini ditemukan kasus varian baru COVID-19 di Indonesia. Varian baru COVID-19 yang bermutasi itu diberi nama "VUI-202012/01" atau G117.

"Kalau satu tahun lalu kita menemukan kasus 01 dan kasus 02 COVID-19, tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat satu satu tahun hari ini kita menemukan mutasi G117 di Indonesia. Ini baru tadi malam ditemukan dua kasus," kata Dante dalam tayangan Youtube Kemenristek/BRIN, Selasa, 2 Maret.

Dante menuturkan, munculnya strain virus corona baru yang sudah masuk ke Indonesia mengartikan tantangan pandemi semakin berat. 

Tantangan baru yang dihadapi, kata Dantez adalah upaya mengembangkan proses-proses riset yang semakin cepat, model-model penanganan yang lebih baik, dan studi epidemiologis secara analitik.

"Proses mutasi ini sudah ada di sekitar kita. Mudah-mudahan kolaborasi yang kita kerjakan dari masyarakat, Kementerian Kesehatan dan Kemenristek /BRIN itu akan membuat hal positif yang akan membuat kita keluar dari pandem ini, masuk di dalam satu lingkup endemik, dan kalau kita mungkin kita akan memasuki eradikasi," jelas dia.

Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membeberkan dengan sederhana kemunculan varian baru COVID-19 yang menjadi perhatian dunia termasuk Indonesia. Varian baru COVID-19 yang mulanya ditemukan di Inggris ini disebut Menkes lebih cepat menular.

“Memang virus itu adalah kumpulan protein yang hidup. Untuk membuat ini jadi sederhana sedikit, kenapa dinamakan corona virus dia virusnya bulat ada coronanya, ada kayak tanduk-tanduknya gitu. Yang di dalamnya itu ada protein n, e atau m. yang tanduknya itu namanya protein S. Di dalam protein-protein ini banyak amino acid, komponen di dalam protein yang membentuk protein ini dan itu yang berubah-ubah,” kata Menkes Budi Gunadi.

“Apa dampaknya (varian baru) ke kita? nomor 1 ini lebih cepat menular, nomor 2 tidak lebih mematikan. Nomor 3 tetap bisa dideteksi ada virusnya dengan alat yang ada sekarang, swab antigen atau swab PCR,” papar Menkes. 

Mutasi COVID-19 disebut Menkes tak bisa didetaksi. Namun bila ada orang terpapar virus ini maka dipastikan Menkes dapat terdeteksi. “Dan kemungkinan besar bisa dihambat oleh vaksin yang ada sekarang,” katanya.

Soal sudah ditemukannya belum varian baru COVID-19 di Indonesia, Menkes menyebut belum teridentifikasi secara konservatif. 

“Kenapa? karena indonesia belum rutin melakukan genome sequencing (pengurutan genom), jadi orang yang sakit diambil sampelnya dilakukan genome sequencing dia mutasi ke berapa, kita belum displin (genome sequencing),” tutur Menkes.

Setahun corona di Indonesia 2020. Bulan Maret tahun lalu, pemerintah resmi merilis COVID-19 masuk ke Indonesia penyebutan kasus 01, 02 dan seterusnya. Redaksi VOI coba me-refleksi ulang kejadian tahun lalu. Apa dan bagaimana kebingungannya negeri ini. Klik di sini untuk mendapatkan berita selengkapnya.