'Tidak Semudah Itu Hasto,' Elite Demokrat Semprot Sekjen PDIP yang Dinilai Adu Domba Kampus-Rakyat
Andi Arief usai diperiksa KPK/ Foto: Wardhani Tsa Tsia/VOI

Bagikan:

JAKARTA - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dikritik Andi Arief soal pernyataan mengenai suara akademisi di kampus sebagai seruan moral jelang Pemilu 2024. Ketua Bappilu Partai Demokrat itu meminta Hasto jangan mengadu suara kampus dan rakyat.

"Jangan diadu antara kampus dan rakyat. Jangan dibenturkan antara forum guru besar dengan rakyat yang mood politiknya menginginkan pencoblosan pada 14 Februari nanti.  

Tidak semudah itu Hasto!!," ujar Andi Arief dikutip lewat cuitan di akun X, @Andiarief, Selasa, 6 Februari.

Menurut Andi, hari pencoblosan pada 14 Februari mendatang merupakan agenda negara, rakyat, partai dan bangsa ini. Semua pihak termasuk para guru besar harus ikut menyukseskannya.

"Ketakutan Forum Guru Besar dll soal kecurangan jangan hanya di atas kertas yg memanaskan situasi. Lebih baik bersama-sama  turun ke lapangan saat pemilu memastikan jurdil di TPS,"

"Situasi saat ini yang dikemukakan oleh berbagai forum Guru besar --adalah keadaan yang negara dan semua komponen bangsa termasuk para guru besar sendiri punya saham--. Semua harus terima, dan kita bangkit lagi setelah 14 Februari nanti. Jangan cengeng!!," tegas Andi.

Sebelumnya, sejumlah akademisi di perguruan tinggi terus menyuarakan kritik terhadap praktik demokrasi di Indonesia. Awalnya, petisi disuarakan oleh UGM lewat Petisi Bulaksumur UGM pada 31 Januari lalu. Petisi ini disamput sejumlah guru besar di akademisi kampus lain.

Sekjen Hasto membantah petisi para akademisi ini dimotori oleh PDIP. Menurutnya, gelombang kritik murni suara dari masyarakat. Tudingan terhadap PDIP terlibat di dalamnya sama saja dengan mengerdilkan otoritas dan independensi yang dimiliki kampus.

"Kami tidak berkepentingan dalam melakukan mobilisasi itu. Karana itu sama saja mengkerdilkan yang namanya otoritas dari perguruan tinggi yang begitu independen," kata Hasto di kantor DPP PDIP, Senin, 5 Januari. 

Gerakan petisi Bulaksumur di Kampus UGM juga menjadi perhatian warganet. Ada dugaan bila kampus dipolitisasi dan dijadikan alat oleh partai politik tertentu demi mendapatkan elektabilitas. Salah satu yang mencuit mengenai keberpihakan diunggah akun @G4b0nGOKU yang membagikan foto pasca petisi tersebut pada 2 Februari 2024.

"LANJUT MAS, ayo laporkan ... Dibalik PETISI UGM Klaim memakai nama UGM , itu segelintir oknum aktivis d Pusat Studi Pancasila yg berafiliasi dgn PDIP. Ada SALAM TIGA JARI , satu lagi yg pake baju batik (Bambang Praswanto) mantan Ketua DPD PDIP DIY . Ayo TERIAK LAGI MAS ," tulis akun @G4b0nGOKU.