BPBD Babel Bangun 2 Bailey Antisipasi Jembatan Putus karena Banjir
Ilustrasi - Pemasangan jembatan bailey di Desa Air Putih Kabupaten Bangka Barat. ANTARA/HO-ANTARA Babel.

Bagikan:

PANGKALPINANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan pengadaan dua unit jembatan bailey pada tahun 2024, guna mengantisipasi jembatan putus akibat bencana banjir selama musim hujan.

"Pengadaan dua jembatan bailey ini akan ditempatkan di Pulau Bangka dan Belitung," kata Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang dilansir ANTARA, Sabtu, 13 Januari.

Pngadaan jembatan bailey tahun ini, sebagai langkah pemerintah provinsi dalam menangani darurat bencana jembatan rusak, jalan rusak akibat air bah, atau banjir selama musim hujan ekstrem saat ini.

"Kami terus berupaya meningkatkan infrastruktur kebencanaan ini, agar penanganan pascabencana lebih optimal," katanya.

Dalam meningkatkan kelengkapan infrastruktur kebencanaan ini, BPBD Provinsi Kepulauan Babel juga telah berkoordinasi dengan lintas sektor dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Kemendagri telah memenuhi beberapa kelengkapan kebencanaan yang dikirim langsung ke tujuh kabupaten/kota, seperti alat pompa air, alat pemadam taktis, motor, dan lainnya," katanya.

Ia berharap pemerintah kabupaten/kota mengadakan jembatan bailey ini skala yang lebih kecil atau menyesuaikan ruas jalan di kabupaten dan kota tersebut, agar antisipasi dan penanganan kebencanaan ini lebih optimal.

"Pengadaan jembatan bailey provinsi lebih besar mencapai 30 meter yang disesuaikan ruas jalan nasional dan provinsi, sementara jalan kabupaten lebih kecil dan pendek sehingga diharapkan pemkab, pemkot juga mengalokasikan dana untuk pengadaan jembatan bailey ini," katanya.

Menurut dia, pengadaan dua unit jembatan bailey yang ditempatkan di Pulau Bangka dan Belitung ini tentunya masih kurang.

Karena itu, diharapkan pemerintah kabupaten/kota juga melakukan pengadaan bailey untuk mengantisipasi jembatan putus di jalan kabupaten, kecamatan, dan desa.

"Musim hujan tahun ini sangat ekstrem dan potensi terjadi bencana alam seperti air bah, banjir, longsor cukup tinggi sehingga perlu ada antisipasi kerusakan infrastruktur akibat bencana tersebut," katanya.