TPN Ganjar-Mahfud Hadirkan Jubir Bahasa Isyarat untuk Mudahkan Akses Informasi
TPN Ganjar Mahfud/FOTO tangkap layar

Bagikan:

JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menghadirkan juru bahasa isyarat. Mereka ingin informasi terkait pasangan calon nomor urut tiga bisa diakses semua pihak, termasuk kelompok disabilitas tuli.

Hal ini disampaikan Sekretaris Eksekutif TPN Ganjar-Mahfud, Heru Dewanto. Katanya, dihadirkannya juru bahasa isyarat sekaligus memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) setiap 3 Desember.

“Jadi tujuannya (dihadirkan juru bahasa isyarat, red) agar penyandang disabilitas, khususnya disabilitas tuli dapat mengakses informasi sebagai bentuk inklusivitas yang dihadirkan oleh TPN,” kata Heru dalam keterangan tertulisnya, Senin, 4 Desember.

Ke depan, tim pemenangan ini juga bakal berupaya untuk menyediakan dukungan bagi penyandang disabilitas lain. Sehingga, mereka bisa ikut serta dalam pesta demokrasi.

“Ke depannya bersam-sama Relawan Disabilitas Ganjar-Mahfud kami akan terus berinovasi untuk menyediakan dukungan kepada semua ragam penyandang disabilitas di seluruh Indonesia,” tegasnya.

“Hal ini merupakan bukti dari komitmen calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam mencapai Indonesia inklusi,” sambung Heru.

Heru mengatakan saat ini masih banyak masalah yang harus dihadapi penyandang disabilitas. Di antaranya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Momen peringatan Hari Disabilitas Internasional diadakan untuk menjawab tantangan dan permasalah yang dihadapi penyandang disabilitas, antara lain meningkatkan kesadaran masyarakat tentang disabilitas, menghilangkan stigma terhadap penyandang disabilitas dan memberikan dukungan untuk meningkatkan kemandirian dan kesamaan hak penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan,” ujarnya.

Sementara itu, Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid menyebut ada program yang bisa dilakukan untuk meningkatkan rasa empati masyarakat terhadap kelompok difabel. Sehingga, mereka bisa tahu kesulitan mereka ketika mengakses fasilitas publik.

“Bertepatan pada Hari Disabilitas Internasional ini ke depan bisa dibuat program hari simulasi difabel nasional agar masyarakat dapat merasakan kesulitan dari teman-teman difabel dan menumbuhkan rasa empati terhadap kesulitan seorang difabel,” pungkasnya.