Badai Sebabkan 61 Ribu Sambaran Petir: 12 Orang Tewas dan Belasan Lainnya Terluka
Ilustrasi badai petir. (Wikimedia Commons/Hansueli Krapf)

Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya 12 orang tewas dan lebih dari 14 orang terluka akibat sambaran petir yang ditimbulkan oleh badai di Negara Bagian Odisha, India.

Badai selama tiga jam pada sore akhir pekan lalu menyebabkan 61.000 sambaran petir, kata Otoritas Manajemen Bencana Negara Bagian Odisha.

Sementara, sebanyak 3.200 sambaran petir tercatat pada Hari Minggu, tanpa laporan adanya korban jiwa.

Pemerintah telah menawarkan kompensasi sebesar 400.000 rupee India kepada keluarga korban tewas, kata Organisasi Bantuan Khusus (SRC), yang menangani manajemen bencana di Odisha.

Bantuan juga tersedia bagi mereka yang kehilangan ternak akibat badai, kata SRC.

Sebelumnya, negara bagian ini telah dilanda hujan lebat dan kilat selama beberapa hari terakhir.

Terpisah, Departemen Meteorologi India, badan cuaca federal, memperkirakan terbentuknya daerah bertekanan rendah di Teluk Benggala Utara selama 24 jam ke depan dan memperingatkan akan terjadinya hujan lebat hingga Kamis.

"Badai petir dan kilat juga diperkirakan terjadi di beberapa bagian Odisha Utara,” kata Uma Shankar Das, ilmuwan senior IMD di Bhubaneswar, melansir The National News 4 September.

"Masyarakat diimbau untuk berlindung saat terjadi petir dan badai petir agar tetap aman. Masyarakat harus menjauhi pepohonan dan badan air," serunya.

Diketahui, sambaran petir biasa terjadi di wilayah ini antara Bulan April dan Juni selama musim hujan, namun jarang terjadi di luar periode tersebut.

Sekitar 2.500 orang meninggal setiap tahun di seluruh wilayah negara akibat guntur dan kilat, kata Otoritas Manajemen Bencana Nasional India. Antara tahun 2020 dan 2021, terdapat 18,5 juta sambaran petir di seluruh India, menurut laporan dari Lightning Resilient India Campaign.

Di Odisha sendiri, petir dianggap sebagai "bencana khusus negara bagian". Pada tahun 2021 dan 2022, 281 orang tewas tersambar petir di 30 distrik, menurut laporan media.

Negara bagian ini diketahui memiliki kesepakatan dengan perusahaan data intelijen cuaca yang berbasis di Amerika Serikat, Earth Networks, untuk memberikan peringatan dini.

India juga memiliki teknologi untuk meramalkan guntur dan kilat, namun kesadaran masyarakat mengenai fenomena tersebut masih kurang.

Sementara, India telah mengalami cuaca ekstrem dalam beberapa tahun terakhir akibat perubahan iklim, termasuk panas dan dingin yang hebat, badai petir, dan banjir.

Terkait