Kesadaran Masyarakat Rendah jadi Pemicu Tingginya Kasus Demam Berdarah di Bangka Belitung
Ilustrasi, Petugas melakukan fogging untuk membasmi indukan nyamuk DBD. (FOTO ANTARA/dok.)

Bagikan:

BABEL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama Januari-Mei 2023 menemukan 316 kasus deman berdarah danque (DBD). Pemicu tingginya kasus karena rendahnya kesadaran masyarakat memberantas sarang nyamuk. 

"Empat dari 316 pasien DBD ini meninggal dunia," kata epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama Dinkes Kepulauan Babel Khairiah di Pangkalpinang, Antara, Kamis, 13 Juli. 

Ia mengatakan sebanyak 316 kasus DBD selama Januari hingga Mei 2023 tersebar di Kabupaten Bangka Barat 128, Belitung 80, Kota Pangkalpinang 47, Bangka Tengah 25, Bangka Selatan 16, Belitung Timur 11 dan Kabupaten Bangka 9 kasus.

Sementara itu, empat pasien DBD yang meninggal terdapat di Belitung, Bangka Barat, Bangka Selatan dan Kota Pangkalpinang.

"Saat ini kasus DBD tertinggi terdapat di Bangka Barat, karena maraknya tambang timah rakyat di daerah itu," katanya.

Ia mengimbau masyarakat agar mengoptimalkan PSN3 M plus, karena paling efektif untuk mencegah penyakit akibat gigitan nyamuk tersebut.

"PSN 3M plus sebagai langkah untuk basmi sarang nyamuk dengan, menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang barang-barang bekas. Sementara plus-nya dengan memakai kelambu, menaburkan bubuk abate, menanam tumbuhan pengusir nyamuk dan lainnya," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat Sapi'i Rangkuti mengatakan dinkes mengoptimalisasi peran bidan, agar bisa membantu melakukan kampanye pencegahan penularan DBD.

"Bidan ini menjadi motor penggerak dalam membangun kesadaran masyarakat agar mampu hidup bersih dan sehat, serta penerapan 3M pencegahan penyakit DBD," katanya.