Kritik Serangan Drone Ukraina ke Moskow Sebagai Provokasi, Presiden Rusia Vladimir Putin: Aktivitas Teroris
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Sumber: Kremlin)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Vladimir Putin mengatakan serangan drone Ukraina terhadap Moskow adalah upaya untuk menakut-nakuti dan memprovokasi Rusia, sementara pihaknya akan memperkuat pertahanan udara di sekitar ibu kota.

Delapan drone menyasar wilayah Moskow dan sekitarnya yang memiliki populasi lebih dari 21 jiwa pada Selasa dini hari kata otoritas Rusia, namun semuanya berhasil ditembak jatuh dan atau dialihkan dengan jammer khusus.

Presiden Putin menyebut serangan itu sebagai respons teroris, yang terjadi setelah Rusia menyerang markas intelijen militer Ukraina beberapa hari lalu.

Ukraina, lanjut Presiden Putin, telah memilih jalan untuk mencoba "mengintimidasi Rusia, warga Rusia dan menyerang bangunan tempat tinggal".

"Ini jelas merupakan tanda aktivitas teroris," katanya, melansir Reuters 30 Mei.

Pertahanan udara di sekitar Moskow - yang merupakan ibu kota kekuatan nuklir terbesar di dunia dan telah dilindungi oleh sistem peringatan dini yang ekstensif - akan diperkuat, sebut Presiden Putin.

Terpisah, anggota Parlemen Rusia memperingatkan kemungkinan akan ada lebih banyak serangan terhadap Moskow, yang menurut banyak orang akan membuat badan militer dan keamanan perlu memberikan kekuatan yang lebih besar.

"Sabotase dan serangan teroris di Ukraina hanya akan meningkat," ujar Alexander Khinshtein dari kubu Rusia Bersatu yang berkuasa.

"Penting untuk secara radikal memperkuat langkah-langkah pertahanan dan keamanan, terutama dalam hal melawan drone. Ini termasuk akhirnya mengesahkan undang-undang yang diperlukan," tandasnya.

Seorang pembantu Presiden Ukraina menyangkal Kyiv terlibat langsung dalam serangan Moskow, tetapi mengatakan Ukraina menikmati menyaksikan serangan yang terjadi dan memperkirakan akan lebih banyak lagi serangan.

"Tentu saja kami senang menyaksikan dan memperkirakan peningkatan jumlah serangan. Tapi, tentu saja kami tidak ada hubungannya secara langsung dengan ini," jelas Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak.