Penurunan Kelembapan Picu Hawa Panas Terasa di Bengkulu, Ini Penjelasan BMKG
Petugas BMKG menunjuk monitor citra satelit cuaca saat memantau perkiraan cauaca. (Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan penurunan kelembapan membuat udara menjadi lebih kering dan hawa terasa lebih panas di wilayah Provinsi Bengkulu

"Kelembapan turun ke angka 60 persen. Hal itu membuat udara lebih kering, dan terasa lebih panas dari biasanya," kata Koordinator Data dan Informasi BMKG Bengkulu Anang Anwar di Bengkulu, Jumat 12 Mei, disitat Antara.

Anang mengatakan, dalam kelembapan udara di wilayah Provinsi Bengkulu normalnya berada dalam rentang 75 persen sampai 95 persen.

Ia mengemukakan bahwa penurunan kelembapan terjadi karena lintasan matahari saat ini berada tegak lurus dengan garis ekuator sehingga menimbulkan penguapan dan membuat udara menjadi lebih kering dan panas.

Dalam kondisi yang demikian, ia melanjutkan, wilayah Bengkulu menerima secara langsung sinar matahari, gelombang panjang, dan gelombang pendek sinar matahari.

"Akibatnya terjadinya udara panas. Gelombang panjang dan gelombang pendek ini pula yang menyebabkan penguapan di sekitarnya juga ikut tinggi," tuturnya.

Dia menyampaikan bahwa suhu udara di Bengkulu sebenarnya masih berada dalam kisaran 18 derajat Celsius sampai 33 derajat Celsius, tetapi terasa lebih panas karena kelembapannya menurun.

"Ketika lintasan matahari turun ke utara, nanti kondisi suhu akan kembali normal. Matahari baru turun ke utara diprediksi pada akhir Mei," ujarnya.

Pada Jumat 12 Mei, suhu udara di Bengkulu diprakirakan 18 hingga 33 derajat Celsius dengan tingkat kelembapan 65 persen sampai 100 persen.

Pada Sabtu 13 Mei, suhu udara di Bengkulu diprakirakan 19 hingga 33 derajat Celsius dengan tingkat kelembapan 60 persen sampai 100 persen.