Cuan di Bulan Penuh Berkah: Kue Kering, Bisnis Musiman yang Jadi Andalan Pelaku UMKM
Produsen kue kering di Jakarta meraup untung besar di Bulan Ramadan/ Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA – Bisnis tahunan yang kerap dijalani pengusaha kecil atau Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H, kerap berbuah hasil. Cocok dengan ungkapan Ramadan bulan penuh berkah. Mengintip usaha kering di Kawasan Jakarta Timur, tepatnya di Duren Sawit, produksi rumahan ini tak pernah berhenti selama bulan puasa. Mereka kebanjiran pesanan sejak pertengahan bulan Ramadan.

Yusmaniar, salah satu pengusaha rumahan yang memproduksi kue kering di Jalan Rawadas, Kelurahan Pondok Kopi, Jakarta Timur, mengaku banjir pesanan.

Pria 48 tahun itu mengatakan, mendekati Hari Raya Idul Fitri pesanan kue kering membeludak, sehingga membuatnya kewalahan.

"Alhamdulillah bisa mencapai 50 stoples per hari. Tapi, untuk jenis nastar itu 30 stoples," ujar Yusmaniar, Antara, Rabu, 12 April

Akibat banyaknya pesanan kue kering, pihaknya harus menambah tenaga kerja untuk pembuatan kue.

"Total karyawan ada empat orang, tapi saya minta tolong anak juga akhirnya untuk pengemasan, terus suami buat bikin adonan, kalau dengan pekerja yang ada malah keteteran," imbuhnya.

Menurut dia, kenaikan jumlah pesanan tersebut sudah dirasakan sejak Jumat, 7 April lalu, dan terus meningkat.

"Kenaikan akan terus berlangsung hingga H-1 Lebaran dengan kenaikan omzet bisa mencapai 30 persen lebih. Omzet per harinya mencapai Rp3,5 juta," kata Yusmaniar.

Pesanan menu yang disajikan di toko pun beragam, mulai dari putri salju, kue cokelat, nastar, hingga kastengel dengan harga berkisar Rp60 ribu-Rp70 ribu per stoples. Namun, bagi reseller atau pedagang eceran diberikan harga lebih murah.

"Kalau nastar lebih mahal Rp70 ribu per stoples karena banyak yang pesan," ucapnya.

Sementara itu, usaha rumahan di kawasan Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, juga kebanjiran pesanan.

Pemiliknya, Farah Tri Maharani (27) mengaku pesanan aneka kue kering melonjak hingga membuatnya kewalahan.

Menurut dia, hingga pertengahan Ramadhan sudah ada pesanan 3.000 stoples kue kering.

"Alhamdulillah untuk lebaran pasti meningkat, produksi bisa sampai ribuan stoples. Kita bisa produksi 3.000-5.000 stoples (per bulan)," kata Maharani.

Kue yang diproduksi yakni nastar, kastengel, putri salju, kue kacang, sagu keju, semprit original, dan semprit cokelat yang memang kerap disajikan saat lebaran.

Harga yang ditawarkan Rp55 ribu hingga Rp70 ribu tergantung pada ukuran stoples yang dipesan, namun terdapat harga khusus lebih murah bagi reseller yang hendak menjual kembali.

"Sekarang karyawan ada 14, dibagi dua sif. Kita produksi sekitar 100 stoples per hari. Sekarang sudah punya reseller tetap, biasanya untuk dipasok di toko-toko kue. Alhamdulillah banyak reseller," ujarnya.

Selain menjajakan dalam kemasan stoples, Farah juga menyediakan parsel Idul Fitri bila ada pembeli yang ingin memberikan bingkisan berisi kue dengan harga berbeda.

"Jadi bisa buat bawa-bawa ke sanak saudara, biasanya ada paket ukuran kecil, sedang, dan besar," kata Maharani.