Masih Ada 5 Kasus Kematian COVID-19 Sepekan Terakhir di Jakarta, Dinkes: Semuanya Komorbid Berat
Ilustrasi tenaga kesehatan atau nakes yang bertugas di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta ketika kasus meroket pada awal pandemi COVID-19. ( Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ngabila Salama menyebut situasi COVID-19 di Ibu Kota sudah sangat terkendali. Namun, masih ada 5 kematian pasien COVID-19 dalam sepekan terakhir.

"Masih ada 5 orang meninggal dalam seminggu. Semua memiliki komorbid berat terutama hipertensi dan diabetes mellitus yang merupakan silent killer dan mother of disease," kata Ngabila kepada wartawan, Senin, 3 April.

Dari 5 kasus kematian itu, sebanyak 3 orang sudah menjalani vaksinasi COVID-19 dosis kedua, 1 orang sudah vaksin dosisi ketiga atau booster, dan 1 orang lainnya belum divaksin sama sekali.

"Keempat kasus kematian yang sudah vaksin memiliki jarak waktu vaksinasi terakhir lebih dari satu tahun," ujar Ngabila.

Ngabila meminta masyarakat untuk mencegah kematian kasus COVID-19 dengan menjalani vaksinasi hingga dosis keempat pada orang dengan usia 18 tahun ke atas, selagi stok masih ada dan gratis.

"Lokasi vaksinasi dapat dilihat di Instagram @dinkesdki, puskesmas, dan RSUD terdekat dari lokasi warga berada. Pemprov DKI melayani vaksinasi dengan KTP seluruh Indonesia. Selain itu, vaksinasi juga tidak membatalkan puasa," ungkap Ngabila.

Kemudian, tambah dia, pencegahan kasus meninggal juga dilakukan dengan kontrol komorbid penyakit tidak menular. Caranya, rutin minum obat, deteksi dini komorbid dengan mengikuti skrining penyakit tidak menular gratis 6-12 bulan sekali di puskesmas usia 15 tahun ke atas.

"Sementara untuk mengontrol komorbid, masyarakat perlu periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, tetap diet dengan gizi seimbang, upayakan aktivitas fisik dengan aman, serta hindari asap rokok hingga alkohol," jelas Ngabila.

Lebih lanjut, Ngabila menuturkan terjadi sedikit peningkatan keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BORL pasien COVID-19 di rumah sakit dalam seminggu terakhir.

"BOR rumah sakit naik 1 persen dalam seminggu, dari 7 persen menjadi 8 persen. Rinciannya, 157 pasien bergejala sedang dan 33 orang bergejala berat," ucapnya.