Di Bekas Lubang Tambang Bangka Tengah, Ribuan Bibit Ikan Ditebar
Bupati Bangka Tengah saat melakukan panen perdana ikan air tawar eks kolong timah, Jumat (25/3) (ANTARA/Ahmadi)

Bagikan:

BANGKA TENGAH - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, menebarkan ribuan bibit ikan air tawar jenis nila hitam di "kolong" (lubang bekas penambangan bijih timah) yang sudah dikelola menjadi kolam budi daya.

"Sebanyak 2.500 bibit ikan nila hitam kita tebar di kolam milik Pokdakan Desa Beluluk yang berhasil membudidayakan perikanan air tawar berbasis eks kolong penambangan bijih timah," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman dilansir ANTARA, Jumat, 24 Maret.

Bupati mengatakan, penebaran ribuan bibit ikan air tawar itu bentuk dorongan dari pemerintah daerah terhadap para pembudidaya yang berhasil berinovasi di bidang perikanan yaitu memanfaatkan kolong menjadi kolam ikan.

"Selama ini kolong identik dengan kerusakan lingkungan, tempat bersarangnya nyamuk malaria dan pemicu lahan kritis, tetapi bagi Pokdakan Desa Beluluk justeru berhasil dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis," ujarnya.

Pengembangan perikanan budi daya berbasis kolong yang dilakukan Pokdakan Air PL Kejora Desa Beluluk patut dijadikan contoh.

"Mereka patut dicontoh oleh pembudidaya ikan air tawar yang lainnya untuk dikembangkan di tempat lain, Pokdakan Air PL Kejora sudah berhasil panen sebanyak puluhan ton dan kembali kita bantu penebaran bibit baru," ujarnya.

Kepala Dinas Perikanan Bangka Tengah Imam Soehadi mengatakan kolong memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kolam budi daya perikanan air tawar.

"Setiap kecamatan dan bahkan desa di Bangka Tengah memiliki kolong yang sudah tidak ditambang lagi dengan usia mencapai puluhan tahun, tentu saja itu sangat bisa dimanfaatkan menjadi kolam ikan jika diolah dan dikelola dengan benar," katanya.

Imam berharap dapat menjaga kelestarian sumber daya perikanan dan lubang bekas penambangan bijih timah bisa disulap menjadi kolam ikan.

"Ini memiliki nilai ekonomis dan pemanfaatan perikanan secara berkelanjutan," ujarnya.