Ganggu Pengguna Jalan, 15 Remaja Anak Jalanan Diamankan Dinsos Makassar
Tangkapan layar sejumlah orang tua bersitengang dengan petugas TRC Dinas Sosial usai mengamankan belasan anak jalanan berkostum badut dan tokoh kartun di kantor unit TRC Makassar, Sulawesi Selatan. (ANTARA)

Bagikan:

MAKASSAR - Petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinas Sosial Kota Makassar, Sulawesi Selatan mengamankan belasan anak jalanan dan pengemis yang menjalankan aksinya di sejumlah lampu merah karena mengganggu pengguna jalan dan arus lalu lintas.

"Penertiban anak jalanan dan pengemis ini didasari atas keluhan dan laporan masyarakat yang sangat terganggu dengan aktivitas mereka berkeliaran di lampu merah," ujar Pelaksana tugas (Plt) Dinsos Makassar Armin Paera, dikutip ANTARA, Minggu, 26 Februari.

Para anak jalanan ini dinilai sudah meresahkan masyarakat. Sebab, modusnya meminta-minta dengan menggunakan kostum badut dan tokoh kartun sambil memegang speaker bermusik. Ironisnya, sebagian dari mereka masih anak-anak dan remaja usia sekolah.

Aksi penertiban tersebut sempat direkam video petugas saat sejumlah orang tua dan keluarganya mencoba merebut kembali anaknya ketika dibawa dengan mobil TRC di Jalan Adiyaksa, mereka bahkan sempat melempar kendaraan petugas Satpol PP hingga viral di media sosial.

"Mereka marah dan emosi anaknya yang memakai baju badut diamankan petugas sambil mengejar mobil lalu berteriak-teriak. Sempat juga melempar batu ke arah petugas," kata Armin.

Dalam penertiban itu sebanyak 15 orang anak-anak berpakaian badut dan dua orang pengemis diamankan saat razia cipta kondisi penyakit sosial tersebut. Seluruhnya hasil razia dari sejumlah lokasi lampu merah.

Namun saat mereka ditampung di kantor unit TRC Jalan Abdullah Daeng Sirua, sejumlah keluarga datang sambil teriak dan mengamuk agar anak-anaknya dibebaskan petugas Dinsos Makassar.

"Kita sudah kembalikan ke orang tuanya, keluarganya dengan catatan tidak membiarkan anak-anaknya berkeliaran di jalanan dengan menandatangani surat pernyataan. Selain berbahaya beraktifitas di jalanan, juga mengganggu arus lalu lintas kendaraan," paparnya menegaskan.

Dari keterangan diperoleh, setiap anak atau remaja yang mengenakan kostum badut tersebut menyewa kostum per hari Rp30 ribu, sedangkan untuk penghasilan yang diperoleh antara Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per hari.

Sejauh ini petugas masih menelusuri penyedia kostum tersebut karena semakin marak berkeliaran anak-anak jalanan mencari uang dengan cara seperti itu.