Pemkab Banyumas Masifkan Budaya Gobang Sodor
Final pertandingan permainan tradisional "gobag sodor" antar-TP PKK kecamatan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Ke-452 Kabupaten Banyumas di kompleks GOR Satria, Purwokerto, Banyumas, Jumat (10/2/2023). (ANTARA)

Bagikan:

PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Jawa Tengah, melalui Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) setempat berupaya melestarikan berbagai permainan tradisional, salah satunya gobag sodor,  agar tidak punah.

Upaya tersebut diwujudkan Pemkab Banyumas dengan menggelar pertandingan gobag sodor antar-TP PKK kecamatan yang babak finalnya digelar di kompleks Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto, Banyumas.

Saat ditemui di sela-sela kegiatan, Ketua TP PKK Kabupaten Banyumas Erna Sulistyawati Achmad Husein mengatakan gobag sodor dipilih sebagai salah satu perlombaan dalam peringatan Hari Jadi Ke-452 Kabupaten Banyumas, karena permainan tradisional tersebut sudah sangat jarang dimainkan masyarakat.

"Kegiatan ini untuk uri-uri (melestarikan) permainan tradisional yang sudah rapuh, sudah tidak ada," kata istri Bupati Banyumas Achmad Husein dikutip ANTARA, Jumat 10 Februari.

Selain itu, kata dia, upaya pelestarian permainan gobag sodor juga ditujukan untuk mengurangi penggunaan gawai pada anak-anak. Karena itu pihaknya akan kembali mengenalkan permainan gobag sodor tersebut kepada anak-anak sekolah mulai SD hingga SLTA.

"Nanti kami juga akan lestarikan permainan tradisional lainnya kepada anak-anak seperti Sunda Manda dan menggelindingkan ban bekas. Permainan tradisional ini juga merupakan olahraga," jelasnya.

Lebih lanjut Erna mengatakan pertandingan gobag sodor tersebut sudah dimulai dari tingkat eks kawedanan yang diikuti 27 tim TP PKK kecamatan.

Sementara pada babak final, kata dia, diikuti 7 tim TP PKK kecamatan yang merupakan perwakilan dari eks kawedanan di wilayah Banyumas. "Insya Allah pertandingan ini akan digelar secara rutin," tegasnya.

Terkait dengan kostum yang dikenakan para pemain gobag sodor, dia mengatakan hal itu juga sebagai upaya untuk melestarikan kebaya karena pakaian tradisional tersebut sudah mulai ditinggalkan.

"Dengan menggunakan kostum tersebut, kami ingin menunjukkan bahwa kebaya itu bisa digunakan untuk olahraga, senam, dan bersepeda pun bisa," kata Erna.

Salah seorang anggota tim gobag sodor dari TP PKK Kecamatan Tambak, Dwi Asih Puspita Herlina mengaku sudah sangat lama tidak bermain gobag sodor karena terakhir memainkannya waktu masih SD.

Ia mengakui saat ini permainan gobag sodor sudah sangat jarang dimainkan masyarakat, bahkan anak-anak pun tidak mengenal permainan tradisional tersebut.

"Insya Allah saya akan ikut melestarikan dengan cara mengenalkan dan mengajak anak-anak untuk bermain gobag sodor," kata guru SD Negeri 1 Karangpucung, Kecamatan Tambak itu.

Dalam kegiatan tersebut juga diisi dengan sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah serta layanan penukaran uang yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto.