Kaleidoskop 2020: Hikmah di Balik Pandemi COVID-19
Ilustrasi kuncitara (Unsplash/Manuel Peris Tirado)

Bagikan:

JAKARTA - Dalam hitungan hari, kita akan meninggalkan 2020. Hampir semua orang mungkin sepakat menganggap tahun ini adalah yang terburuk. Utamanya karena pandemi COVID-19. Namun, meminjam istilah yang sering diucapkan orang bijak, bahwa selalu ada hikmah di balik musibah. 

Pandemi COVID-19 mendorong banyak negara melakukan kuncitara karena jumlah kasus yang terus meroket. Memang itu demi kebaikan, namun banyak orang yang merasa tertekan akibat terus berada dalam kuncitara dan tidak dapat bepergian ke mana pun. Tapi di sisi lain, "terkurung" nya manusia ternyata ada dampak positifnya.

Mengutip penelitian University of Washington, ilmuwan atmosfer menganalisa bagaimana berhentinya mobilitas masyarakat pada Februari memengaruhi kualitas udara di China. Hasilnya menunjukkan penurunan nitrogen oksida yang menonjol. Gas tersebut merupakan berasal dari pipa knalpot dan salah satu komponen kabut asap.

"Selama kuncitara Februari 2020 di China, terjadi penurunan nitrogen dioksida yang besar dan cepat, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam catatan satelit," kata Michael Diamond, mahasiswa doktoral University of Washington dalam ilmu atmosfer.

Bersihnya udara juga terjadi di Venesia, Italia. Kerumunan wisatawan yang biasanya mengerumuni kanal-kanal Venesia hilang dan sejumlah perahu motor berkurang drastis. Akibatnya, air kanal yang biasanya tercemar jadi lebih jernih daripada yang dapat diingat oleh banyak penduduk setempat.

“Kanalnya jelas lebih jernih, Anda hanya perlu melihat kanal ketika air sangat tenang. Tidak ada perahu, tidak ada lalu lintas. Yang pasti lebih bersih,” kata warga Venesia, Serguei Michtchenk dikutip .

Hemat BBM

Kuncitara akibat pandemi COVID-19 juga membuat banyak orang hemat BBM. Di Inggris contohnya, banyak pemilik kendaraan berhasil menghemat lebih dari 267 juta poundsterling. 

Penelitian dari situs perbandingan harga GoCompare yang dikutip Moto1 mengungkapkan rata-rata warga Inggris telah menghemat 34 hari kerja antara awal kuncitara pada April hingga 12 Mei. GoCompare mencatat, 68 persen masyarakat Inggris mengemudi ke tempat kerja setiap hari dan rata-rata pekerja Inggris menghabiskan 58 menit sehari dengan mobil. 

Artinya mereka yang bekerja dari rumah hanya menghabiskan rata-rata 30 jam lebih sedikit di jalan. Sedangkan pada tahun normal, rata-rata orang bisa menghabiskan lebih dari 200 jam setahun di belakang kemudi untuk bepergian ke dan dari tempat kerja.

Peristiwa unik

Peristiwa unik juga terjadi saat kuncitara atau karantina di beberapa kota di dunia. Kota-kota di seluruh dunia yang melakukan penguncian, karantina, dan jaga jarak sosial, didatangi oleh hewan yang bermain-main. Di Nara, Jepang, rusa berkeliaran di jalan-jalan kota dan stasiun kereta bawah tanah. Para rusa terbiasa dengan turis yang memberi mereka makan kerupuk beras. 

Namun sejak kuncitara, kota sangat sepi dari pengunjung manusia, rusa mulai berkeliaran untuk mencari makanan. Para rusa terlihat melintasi jalan-jalan kota, mengemil tanaman dalam pot.

Di Lopburi, Thailand, tidak adanya wisatawan yang kerap memberikan makanan ringan yang lezat membuat monyet-monyet lokal berkelahi. Para monyet berkelahi karena hanya mendapatkan makanan yang sedikit. Bahkan para monyet bisa bertengkar hanya karena berebut secangkir yogurt. 

Paige Warren, seorang ahli ekologi di University of Massachusetts Amherst mengatakan, kuncitara memang dapat memengaruhi satwa liar dengan cara yang tidak terduga. Pada saat yang sama, lebih sedikit orang di jalan yang dapat mengusir beberapa spesies, katanya, terutama mereka yang hidup dari makanan yang diberikan manusia. Tetapi seperti banyak hewan perkotaan yang telah beradaptasi dengan manusia, para hewan akan menemukan cara untuk menyesuaikan diri selama karantina, kata Warren.