BPBD Gunungkidul DIY Siagakan TRC Selama 24 Jam Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi
BPBD Gunungkidul melakukan evakuasi pohon tumbang. (ANTARA/HO)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiagakan tim reaksi cepat 24 jam untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi, khususnya di lima kecamatan yang berpotensi tanah longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono mengatakan, saat ini memasuki musim hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, sehingga berpotensi menimbulkan pohon tumbang, banjir, dan tanah longsor.

"Untuk itu, kami menyiagakan tim reaksi cepat 24 jam yang akan menangani bila terjadi bencana," kata dia di Gunungkidul, Antara, Jumat, 14 Oktober. 

Berdasarkan kajian risiko bencana saat musim hujan, khususnya cuaca ekstrem, ada lima kepanewon/kecamatan yang masuk kawasan rawan longsor, yakni Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, dan Semin.

"Kelima kapanewon tersebut rawan terjadi longsor saat musim hujan karena berawa di perbukitan. Selain itu, berdasarkan kejadian-kejadian longsor sebelumnya yang ketap terjadi di wilayah tersebut," katanya.

Ia mengatakan bencana hidrometeorologi tidak hanya tanak longsor. BPBD juga menetapkan beberapa kapanewon yang berpotensi terjadi banjir dan puting beliung.

Daerah rawan banjir Kapanewon Playen, khususnya Kelurahan Banyusoca dan Kapanewon Wonosari, sedangkan rawan puting beliung di Semanu dan Paliyan.

Kepala Seksi Pencegahan, Kesiapsiagaan Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Gunungkidul Agus Wibowo mengatakan saat ini BPBD memaksimalkan keberadaan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Gunungkidul untuk mengatasi potensi bencana

"Kami sudah memiliki pos TRC BPBD Kabupaten Gunungkidul yang siaga 24 jam selama tujuh hari. Kalau situasi masih terkendali seperti rumah roboh, kebakaran bisa kita tangani dalam arti bersama teman-teman relawan, sehingga istilahnya belum meminta mobilisasi relawan di Gunungkidul," katanya.

BPBD Gunungkidul akan mengoptimalkan keberadaan desa tangguh bencana (destana) dalam rangka mengantisipasi bencana hidrometeorologi. Jumlah destana di Gunungkidul 79 di antara 144 kelurahan setempat.

"Kami memaksimalkan destana dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi ini," katanya.