Momen Perempuan Lintas Agama di Papua Barat Bersatu, Pemkab: Cegah Kekerasan Gender Berawal dari Rumah Tangga
Seminar bertajuk "Agama-agama Merespons Kekerasan Berbasis Gender" di Manokwari, Papua Barat, Kamis 4 Agustus. (Antara-Hans Arnold K)

Bagikan:

PAPUA BARAT - Perempuan lintas agama di Papua Barat bangun komitmen bersatu merawat kerukunan yang diawali dari rumah tangga merespon berbagai ancaman kekerasan terhadap gender di wilayah itu.

Staf Ahli Gubernur Papua Barat Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia, Mohammad Tawakal, mengatakan komitmen Perempuan lintas agama dalam menjaga kerukunan adalah kekuatan besar yang patut didukung oleh Pemerintah.

"Kerukunan yang dimulai dari lingkungan keluarga adalah titik tolak membina kehidupan sosial di lingkungan luas untuk saling menerima dan melengkapi dalam perbedaan. Ini adalah kekuatan semua pihak untuk mencegah berbagai ancaman kekerasan gender," kata Tawakal.

Komitmen Perempuan lintas agama ini terbangun melalui seminar dan lokakarya (semiloka) bertajuk "Agama-agama Merespons Kekerasan Berbasis Gender" yang digelar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua Barat, di Manokwari, Kamis 4 Agustus.

Tawakal melanjutkan, kerukunan yang dibina dari dalam rumah tangga, akan terbawa sampai ke lingkungan masyarakat. Meski tidak dipungkiri bahwa kaum gender sering mengalami tindakan semena-mena oleh orang-orang terdekat.

Oleh sebab itu, kata Tawakal, Perempuan lintas agama di Papua Barat harus diberi ruang untuk belajar bersama tentang toleransi dan kerukunan yang diawali dari lingkungan keluarga

"Semiloka ini sangat positif, karena untuk tetap mempertahankan kehidupan yang harmonis antar umat beragama serta mencegah kekerasan terhadap gender, tentunya berawal dari menjaga keharmonisan dalam rumah tangga," pungkasnya.