Sandiaga Uno: <i>Urban Farming</i> Kebutuhan Pangan Mandiri
Sandiaga Uno/Istimewa

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi wabah COVID-19 yang masih melanda di Indonesia memberi dampak terhadap perekonomian nasional. Mahalnya harga kebutuhan pokok membuat rumah tangga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan yang diperlukan di masa pandemi.

Untuk mempertahankan kesediaan pangan, Relawan Indonesia Bersatu (RIB) Lawan COVID-19 melakukan inovasi pertanian seperti menggunakan sistem budidaya sayuran dan ikan dalam ember atau aquaponik budikdamber.

RIB Lawan COVID-19 kerja sama Kelompok Tani Hidrofresh 2 Rusunawa Pengadegan, Jakarta Selatan, menyulap ruang sempit menjadi lahan hijau produktif dengan menanami tanaman pak coy, kangkung, bayam, dan seledri serta budidaya ikan.

Menerapkan sistem urban farming, 26 anggota kelompok tani ini mencoba memenuhi kebutuhan pangan mandiri kala dampak COVID-19 yang menghantam perekonomian mereka.

Relawan Indonesia Bersatu berinisiatif menyokong kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan warga Rusunawa Pengadegan.

Ketua Relawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19, Sandiaga Uno mengaku banyak mendengar keluhan dari warga karena sudah mengurangi pengeluaran rumah tangga akibat dampak pandemi. Bahkan, banyak warga yang kehilangan pekerjaan atau jam kerjanya.

“Mereka itu sebagian enggak bisa bayar cicilan, mereka kesulitan menghadapi biaya-biaya lainnya,” kata Sandi di Rusunawa Pengadegan pada Jumat, 13 November.

Maka dari itu, Sandi menyambut baik gagasan urban farming dengan konsep ekosistem terpadu budi daya ikan yang terintegrasi sistem produksi sayuran merupakan inovasi yang memberikan dampak besar bagi keberlangsungan hidup.

"Kalau harga bahan pangan ini melonjak, tentu semua terdampak, makanya urban farming ini sangat cocok diterapkan warga," ujarnya.

Selain manfaat ekonomi, Sandi berharap kegiatan ini dapat menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong-royong dalam lingkungan tempat tinggal melalui kelompok tani dan usaha UMKM.

"Tetap produktif menemukan ide-ide baru dan segar agar bertahan dalam kesulitan,” jelas mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

Relawan Indonesia Bersatu juga memberikan bantuan pelatihan pengelolaan budidaya pangan dari pakar pertanian, sehingga diharapkan masyarakat penerima bantuan memiliki keahlian untuk menjalankannya secara mandiri dan berkelanjutan.

Tidak hanya itu, RIB juga memberikan bantuan mesin pembuat donat, mesin pendingin, serta blender untuk mendukung keberlangsungan usaha mikro yang dikembangkan UMKM Poktan Hidrofresh 2.

"Semoga usaha kemandirian pangan hasil swadaya warga dapat berperan membangun perekonomian nasional, termasuk pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar," kata Sandi.

Ketua Kelompok Tani Hidrofresh 2 Pengadegan, Saparno mengatakan modal awal untuk membuat urban farming ini urunan swadaya sesama anggota dengan membikin dua kolam ikan budidaya. Meski sederhana, kata dia, metode akuaponik budikdamber butuh keterampilan khusus agar hasil yang didapatkan bisa maksimal.

“Keterbatasan modal dan sarana yang dimiliki masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan kelompok, maupun warga sekitar yang membutuhkan. Semoga warga sekitar sini bisa mendapatkan sayuran murah dan ikan berkualitas setiap harinya," kata dia.