BKKBN: Kasus Stunting di Rejang Lebong di Angka 26 Persen, Termasuk Masih Tinggi
Deputi bidang KSPK BKKBN Nopian Andusti melakukan pertemuan dengan Sekda Kabupaten Rejang Lebong dan dinas terkait/ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan kasus stunting atau gagal tumbuh pada balita di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini masih tinggi yaitu di angka 26 persen.

"Kasus stunting di Kabupaten Rejang Lebong berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia atau SSGI tahun 2021 mencapai 26 persen, jumlah ini masih terbilang tinggi," kata Deputi bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Rejang Lebong, Antara, Selasa, 12 Juli. 

Ia mengatakan BKKBN saat ini tengah mengkampanyekan penanganan stunting melalui program bapak asuh sehingga keluarga tidak mampu yang berisiko stunting dapat diselamatkan.

Ia berharap masyarakat Rejang Lebong yang masuk kategori mampu agar bersedia menjadi bapak asuh sehingga anak-anak berisiko stunting termasuk ibu-ibu hamil yang berada dalam keluarga tidak mampu terbantu dengan terpenuhinya kebutuhan gizi mereka.

"Dengan program bapak asuh ini bisa membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan gizi. Makanya kita imbau kepada masyarakat yang berkecukupan untuk ikut peduli menjadi bapak asuh selama 6 bulan," jelas Nopian Andusti yang pernah menjabat sebagai Sekda Provinsi Bengkulu ini.

Dia berharap, melalui program bapak asuh selama 6 bulan dapat memberikan makanan bergizi kepada ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak di bawah 2 tahun.

"Siapa pun bisa menjadi bapak asuh, dari mana pun termasuk wartawan bisa menjadi bapak asuh. Mudah-mudahan keberadaan bapak asuh ini dapat menekan dan menurunkan angka stunting di Kabupaten Rejang Lebong," ujarnya.

Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Rejang Lebong Yusran Fauzi menyatakan daerah itu telah menerapkan program bapak asuh ini dan kedepan akan lebih ditingkatkan lagi sehingga bisa menurunkan angka stunting.

"Kasus stunting berdasarkan data tahun 2021 lalu 26 persen. Harapan kita hingga tahun 2024 target secara nasional turun ke 14 persen bisa tercapai, bahkan habis dan tidak ada lagi anak yang menderita stunting," terangnya.

Dia meminta kalangan masyarakat dan seluruh instansi di Kabupaten Rejang Lebong untuk ikut serta dalam penurunan angka stunting karena hal itu bukan tugas perorangan atau tugas instansi saja namun tugas dan tanggungjawab bersama masyarakat.