Pengamat: Ribut-ribut Soal Klaim Jokowi? Itu Soal Persepsi!
Jokowi mengundang Zelensky dan Putin untuk hadir di acara puncak G20 di Bali. (Dok President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Sahid Dr. Algooth Putranto menilai dialektika perihal Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengklaim membawa pesan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepada Presiden Rusia Vladimir Putin hanya soal persepsi.

“Sebagai bangsa Indonesia, saya akan memuji kedatangan Presiden Jokowi yang diperhitungkan dengan sangat cerdik dengan tetap mempertimbangkan faktor keamanan. Ada pesan-pesan non verbal yang jika dibaca dengan baik menunjukkan kecerdikan bangsa Indonesia dalam menengahi konflik,” tuturnya.

Bukan kali pertama pemimpin Indonesia memanfaatkan pesan-pesan non verbal seperti bagaimana Soekarno memperlakukan Nikita Khrushchev, Soeharto dengan kunjungannya ke Bosnia Herzegovina dan Susilo Bambang Yudhoyono ketika memetik gitar bagi Vladimir Putin.

Bagaimana pesan-pesan non verbal di dalam kunjungan Jokowi ke Kiev dan Moskow? Pertama, tujuan kunjungan pertama Presiden Jokowi justru dilakukan ke Kiev bukan ke Moskow yang secara tradisional lebih dekat secara emosional dengan Jakarta. Itu pesan yang tegas kepada Rusia bahwa Indonesia peduli pada Ukraina.

Jokowi dan Putin. (Dok Kremlin)
Jokowi dan Putin. (Dok Kremlin)

Bagi orang Indonesia, nilai pertemanan orang Rusia akan sulit dipahami. Dalam budaya Rusia, mereka menilai pertemanan dengan sangat serius yang ditunjukkan dalam beragam kata yang mewakili tingkat pertemanan dari sekadar kenalan hingga kawan sejati.

Kedua, pertemuan Jokowi dan Zelensky resmi meski dilakukan mengenakan baju yang non formal, secara proksemik atau jarak antar-manusia, justru menyiratkan adanya jarak emosional di antara keduanya.

“Ini terjadi karena Jokowi dan Zelensky ngobrol dipisahkan meja besar berukuran sekira 1.5 meter. Secara proksemik ini masuk jarak sosial. Sebaliknya dalam pertemuan Jokowi-Putin di Moskow yang meski secara proksemik intim, justru dilakukan sangat formal,” tuturnya.

Lalu bagaimana soal dialektika perihal Jokowi membawa pesan tak tertulis dari Zelensky kepada Putin? Algooth menjelaskan, kedatangan Jokowi menemui Putin usai bertemu Zelensky pun sudah merupakan pesan tegas pada Rusia agar mengusahakan perdamaian.

“Justru yang kini menjadi pertanyaan besar, apakah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin memilih untuk hadir secara langsung ke acara G-20 yang dihelat Indonesia. Kalau itu terjadi, semua keraguan pada Jokowi apa terjawab. Jadi tunggu saja!”