Politikus Golkar: Sejauh Ini Ceramah Ustaz Abdul Somad Tak Mengandung Radikalisme
Arsip--Dakwah subuh Ustadz Abdul Somad di Masjid Agung Al-Anwar Marabahan, Sabtu (16/4/2022). (ANTARA/HO-Prokopimda Batola)

Bagikan:

JAKARTA - Politikus Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, menyoroti informasi mengenai dugaan deportasi yang dialami Ustaz Abdul Somad (UAS) di Singapura. Pemerintah Singapura harus memberikan penjelasan yang jelas terkait penolakan masuk WNI ke negaranya itu.

"Deportasi merupakan kebijakan dari negara tersebut. Namun, Pemerintah Singapura harus bisa menjelaskan kepada pihak Indonesia alasan deportasi tersebut," ujar Ace, Rabu, 17 Mei.

Ketua DPD Golkar Jawa Barat itu menilai keterbukaan Singapura penting untuk mengklarifikasi informasi soal ditolaknya UAS agar tak menimbulkan polemik di publik.

Apalagi, kata Ace, UAS merupakan publik figur yang dikenal cukup luas oleh masyarakat Indonesia. Bahkan sering memberikan tausiyah di beberapa negara tetangga.

Lagipula, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama itu memandang, ceramah UAS juga tidak mengajarkan soal radikalisme dalam setiap pengajian atau acara yang diisinya.

"UAS pidatonya, ceramahnya, sejauh ini masih dalam batas yang wajar, tidak mengandung aspek radikalisme yang mengajar orang melalukan kekerasan atas nama agama," jelas Ace.

Sementara, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyatakan masih menelusuri kabar penolakan Ustad Abdul Somad masuk ke Singapura.

"Informasi terkait UAS masih sedang kami gali atau telusuri," kata Kepala Bagian Humas Kemenkumhan Tubagus Erif Faturahman di Jakarta, Selasa, 17 Mei.

Erif menuturkan, untuk sementara waktu Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham masih berupaya mencari informasi lengkap dari pihak Imigrasi Singapura perihal deportasi tersebut.

Dia mengatakan, pihaknya belum mengetahui persis terkait waktu kejadian atau informasi awal deportasi terhadap pendakwah alumnus Universitas Al-Azhar Mesir tersebut.

"Jadi kami masih menunggu dan menelusuri informasi," jelas Erif.