Palangka Raya Keluar dari Zona Merah COVID-19, 21 Kelurahan Masuk Zona Hijau
Ilustrasi Kota Palangka Raya di Kalimantan Tengah. (Kalteng.go.id)

Bagikan:

KALTENG - Kota Palangka Raya keluar dari zona merah setelah libur panjang Lebaran 2022. Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin mengatakan seluruh kelurahan di wilayahnya telah terbebas dari zona risiko tinggi penyebaran COVID-19.

"Sampai hari ini tidak ada kelurahan kita yang masuk kategori zona merah penyebaran COVID-19," kata Fairid di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa 10 Mei.

Dia mengatakan, dari 30 kelurahan yang ada, 21 diantaranya masuk kategori zona hijau, empat kelurahan zona kuning, dan lima kelurahan sisanya masuk zona oranye.

Kelurahan yang dinyatakan masuk kategori zona hijau penyebaran COVID-19 itu karena telah dinyatakan tidak ada warga setempat berstatus pasien COVID-19.

Sementara kelurahan yang masuk kategori zona merah, oranye dan kuning itu karena masih ada warga yang positif terjangkit COVID-19.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 Palangka Raya yang dilansir dari Antara, 21 kelurahan yang masuk zona hijau itu tersebar di dua kelurahan di Kecamatan Pahandut.

Selanjutnya satu Kelurahan di Kecamatan Jekan Raya, lima kelurahan di Kecamatan Sabangau, enam kelurahan di Kecamatan Bukit Batu dan tujuh kelurahan di Kecamatan Rakumpit.

Kemudian empat kelurahan zona kuning itu tersebar di dua kelurahan di Kecamatan Pahandut, satu kelurahan di Kecamatan Sabangau dan satu kelurahan di Kecamatan Bukit Batu.

Selanjutnya, lima kelurahan zona oranye itu berasal dua kelurahan di wilayah Kecamatan Pahandut dan tiga kelurahan di wilayah Kecamatan Jekan Raya.

Berdasar data yang sama, dari total 17.743 pasien COVID-19, sebanyak 17.177 orang yang sudah sembuh. Artinya tingkat kesembuhan warga kita dari virus corona mencapai 96,81 persen.

Meski tingkat kesembuhan pasien corona tinggi, masyarakat setempat tetap diminta selalu waspada terhadap penyebaran COVID-19. Selain itu juga harus selalu menaati aturan yang ada dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.

Apalagi dari seluruh kasus positif, masih ada 23 warga atau 0,13 persen masyarakat yang menjalani perawatan. Satgas setempat juga mencatat sebanyak 543 pasien corona meninggal dunia.