Sulbar Ekspor 25 Ton Sapu Lidi ke India
FOTO VIA ANTARA

Bagikan:

MAMUJU - Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar bersama Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Wisnu Wasisa Putera melepas ekspor 25 ton sapu lidi senilai Rp147 juta ke India.

"Saya berharap, pelepasan ekspor ini membuka kran ekspor sehingga semakin banyak pelaku usaha dan petani milenial yang berani melakukan ekspor," kata Gubernur Sulbar Ali Baa Masdar dilansir Antara, Jumat, 22 April.

Gubernur berharap pelepasan ekspor itu menjadi momentum untuk meningkatkan komoditas pertanian yang berpotensi ekspor, sekaligus melahirkan bibit-bibit eksportir asal Sulbar yang dapat memberikan dampak positif terhadap pembangunan perekonomian di daerah itu.

Sementara itu, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Wisnu Wasisa Putera menyampaikan, dengan melandainya jumlah kasus COVIF-19 di dunia, memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Terutama pada sektor pertanian melalui peningkatan ekspor komoditas pertanian," ujar Wisnu Wasisa.

Menurutnya terdapat banyak komoditas pertanian yang tergolong unik bagi warga Indonesia, namun diminati oleh banyak negara luar, salah satunya "broom stick" atau yang lebih dikenal dengan sapu lidi.

"Peningkatan ekspor ini sejalan dengan program unggulan Kementerian Pertanian yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks). Badan Karantina Pertanian selaku Koordinator Gratieks akan mendukung ekspor sapu lidi yang telah memiliki pasar agar ekspornya berkelanjutan bahkan memperlebar pasarnya," terang Wisnu Wasisa.

Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Mamuju Agus Karyono mengatakan, selain sawit, kopi, kakao dan Briket batok kelapa, sapu lidi telah menambah ragam komoditas ekspor pertanian asal Sulbar.

"Eksportir kita ini terdiri dari para milenial yang memiliki bentuk kepedulian terhadap daerah dan masyarakat dengan mengumpulkan lidi dari petani sawit dan kelapa yang sudah tidak bernilai, namun diolah untuk dijadikan sebagai barang yang memiliki nilai jual yang tinggi dengan cara diekspor," terang Agus Karyono.

Sedangkan, Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar, menyampaikan apresiasi kepada Badan Karantina Pertanian, Bea Cukai serta dinas teknis atas pendampingan dan bimbingannya kepada para eksportir dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya.

"Kami berharap, kerja sama dan sinergitas ini senantiasa terus terjaga sehingga komoditas pertanian yang lain dapat diekspor juga," kata Andi Ibrahim Masdar.